Adbmi.org – Perempuan merupakan kelompok rentan yang masih membutuhkan banyak sekali perhatian. Perempuan masih menjadi objek yang selalu dipandang sebelah mata.
Perempuan dalam sudut pandang masyarakat patriarki menganggap bahwa mereka adalah makhluk yang hanya ada di dapur, kamar dan di kasur.
Dengan kompleksitas permasalahan perempuan yang ada sampai saat ini, UN women mengadakan pelatihan yang menjadikan perempuan pekerja migran sebagai objek dan peserta pelatihan.
Dengan menggandeng Lembaga Sosial Desa (LSD) Anjani, UN Women mengadakan pelatihan migrasi kerja yang aman dan pemberdayaan ekonomi perempuan pekerja migran di desa Anjani. Pelatihan ini dilaksanakan salam beberapa hari dengan dihadiri oleh puluhan purna PMI dan calon PMI di desa Anjani.
***** Harapan Perempuan Terhadap Keadilan dan Kesetaraan
Photo Istimewa : Ria Indriana peserta pelatihan migrasi kerja yang aman dan pemberdayaan ekonomi perempuan pekerja migran yang diselenggarakan oleh UN Women dan LSD Anjani,23 – 25 Oktober 2023.
Dalam pelatihan migrasi kerja yang aman dan pemberdayaan ekonomi perempuan pekerja migran yang dilaksanakan UN Women dan LSD Anjani di Desa Anjani juga membahas tentang konsep gender. Antusiasme masyarakat yang keseluruhannya perempuan sangat terasa. Mereka berdiskusi permasalahan perempuan sampai saat ini. Di samping itu juga, mereka membahas harapan – harapan akan masa depan yang lebih baik.
Ria Indriana salah satu perempuan purna PMI yang juga mengikuti pelatihan yang diselenggarakan UN Women menyebutkan beberapa permasalahan perempuan sampai saat ini masih dirasakan.
“kami selalu dituntut untuk sempurna dalam segala hal. Di dapur, masakan kami harus lezat. Di kasur harus bisa memuaskan dan di sumur harus bisa membersihkan semuanya dengan cepat,” terang Ria saat sesi pelatihan yang membahas konsep Gender, senin 23 Oktober 2023 kemarin.
Photo Istimewa : salah satu peserta pada pelatihan migrasi kerja yang aman dan pemberdayaan ekonomi perempuan pekerja migran yang diselenggarakan oleh UN Women dan LSD Anjani.
Keadilan dan kesetaraan antara laki – laki dan perempuan masih jauh sekali jaraknya. Bahkan perempuan juga kerap kali menjadi objek kekerasan, baik fisik maupun psikis.
Data komnas Perempuan mencatat, tahun 2022jumlah kekerasan terhadap perempuan di Indonesia sebanyak 457.895 kasus.
Jumlah ini belum seberapa, jika diibaratkan seperti gunungan es. Bahkan UN Women juga mencatat, 1 dari 4 kasus yang ada tidak dilaporkan karena berbagai faktor. Salah satunya, tidak adanya relasi kuasa dan adanya ketakutan dari sisi perempuan sebagai korban.
Sementara itu, para peserta dalam pelatihan ini juga diminta untuk menuliskan harapan – harapannya. Rata – rata, para peserta mencatat dan menuliskan bahwa tugas mengurus rumah tangga juga menjadi tanggungjawab kaum laki – laki, baik anak maupun suami.
Masih Ria Indriana, tugas dan tanggungjawab kaum laki – laki tidak semata – mata berhenti ketika mereka pulang bekerja.
“seharusnya pekerjaan rumah tangga, mengurus anak dan juga mengurus pekerjaan lainnya juga harus kita kerjakan bersama – sama. Jangan dilimpahkan kepada perempuan saja,” terang Ria.
Purna PMI Singapura tersebut juga berharap kesadaran bersama, baik laki – laki maupun perempuan harus lebih ditingkatkan.
“sebab pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan yang tidak akan pernah ada habisnya,” tegasnya.
***** Tingkatkan Peranan Perempuan Dalam Mengembangkan Ekonomi Melalui Kegiatan Usaha
Photo Istimewa : Peserta pelatihan migrasi kerja yang aman dan pemberdayaan ekonomi perempuan pekerja migran yang diselenggarakan oleh UN Women dan LSD Anjani,23 – 25 Oktober 2023.
UN Women tidak hanya fokus pada isu keadilan Gender dan meningkatkan peranan perempuan. UN Women dalam pelatihan ini juga mendorong perempuan untuk berwirausaha untuk menjadi penggerak ekonomi.
Melalui kegiatan usaha, kekuatan ekonomi keluarga tidak hanya berpangku tangan pada pendapatan suami. Bisa jadi, gerakan ekonomi yang dibangun perempuan juga menjadi penyangga perekonomian keluarga.
Dalam kesempatan ini, Deasy Nurmalasari yang merupakan salah satu fasilitator kegiatan ini mendorong keterlibatan perempuan dalam mengelola ekonomi. Bahkan perempuan juga harus bisa mengelola keuangan rumah tangga dengan baik.
Manejemen ekonomi rumah tangga sangat penting dirasa, sebab banyak juga rumah tangga berantakan dikarenakan ekonomi yang tidak terkelola dengan baik.
Deasy Nurmalasari mendorong para perempuan untuk menjadi enterpreuner dan mampu memetakan dan merencanakan ide bisnis.
*****
LSD Anjani Menjadi Motor Penggerak Perekonomian Keluarga PMI di Tataran Desa
Photo Istimewa : Nendy Wahyu Imansyah ketua LSD Anjani dan juga Fasilitator Lokal program UN Women di desa Anjani.
Dengan banyaknya pelatihan – pelatihan kewirausahaan yang sudah dijalankan oleh LSD Anjani dengan bekerjasama dengan para pihak, diharapkan bisa menjadi jembatan pemberdayaan ekonomi keluarga PMI.
LSD Anjani sejak 2018 memposisikan diri sebagai lembaga desa yang fokus pada isu PMI, baik pelindungan sampai dengan pemberdayaan PMI.
Dari banyaknya kasus PMI yang diadvokasi Lembaga Sosial Desa Anjani, kebanyakan menjadikan perempuan sebagai korban.
Hal ini diungkapkan oleh Nendy wahyu Imansyah selaku ketua LSD Anjani yang juga menjadi fasilitator pendampingan program UN Women di Desa Anjani.
“dengan kepercayaan UN Women ini pula, kita berharap bisa menjadi motor penggerak perekonomian keluarga PMI di desa Anjani,” terang ketua LSD tersebut saat ditemui di lokasi kegiatan di Lombok Angkringan dan Lesehan yang ada di Desa Anjani kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur.
Nendy juga menegaskan bahwa sejak awal berdirinya LSD anjani ini, posisi lembaga yang dibawah naungan pemerintah desa Anjani ini akan memposisikan diri pada kemajuan desa Anjani.
ความคิดเห็น