top of page

Toke Tak Sanggup Biaya Full, Ketua ADBMI Angkat Bicara Kasus Pembunuhan PMI Lotim di Malaysia

Keluarga Gafur sangat terpukul dengan kasus pembunuhan ini. Isah selaku orang tua dari almarhum Gafur saat ini meminta penjelasan kepada Bos "Toke" terkait aksi pembunuhan terhadap anaknya.
Toke Tak Sanggup Biaya Full, Ketua ADBMI Angkat Bicara Kasus Pembunuhan PMI Lotim di Malaysia
ISAH: Orang tua dari alm. Gafur saat meminta kejelasan terkait pemulangan sang anak (Fotigrafer: Firman Siddik).

adbmi.org - Ketua Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI Foundation) Roma Hidayat angkat bicara soal kasus pembunuhan Pekerja Migran Indonesia yang di tembak oleh Suku Dayak Iban di Bandar Simpang Nguh Kawasan Ulunia Negeri Serawak Malaysia Timur, Malaysia. 


Toke dari almarhum Gafur saat dikonfirmasi tidak menyanggupi biaya pemulangan jika terlalu besar. Belum bisa dipastikan jumlah biaya pemulangan jenazah Gafur warga Desa Waringin Kecamatan Suralaga kabupaten Lombok Timur, NTB. 


"Seharusnya dia (read-toke) harus bertanggung jawab atas prihal biaya pemulangan. Ini bagian dari resiko pemilik ladang," terang Roma Hidayat ketua ADBMI Foundation,1/8/2024.


Roma menilai keamanan kawasan juga bagian dari tanggung jawab dari pemilik ladang. Terlebih ia mempekerjakan pekerja migran secara tidak berdokumen. 


Ia meminta kepada pemilik ladang atau toke berani bertanggung jawab semua biaya, baik di rumah sakit maupun biaya pemulangan jenazah. 


"Bisa saja tokenya kena pinalti nanti kalau tidak siap bertanggungjawab," ungkap Roma. 


Pemerhati pekerja migran tersebut mendorong agar ada biaya pesangon diluar dari biaya pemulangan. 


"Bila perlu ada biaya pesangon yang harus diberikan kepada para pekerja yang bernasib sama, jangan hanya meminta tenaga pekerja," tegasnya. 


Diketahui almarhum Gafur meninggal dunia setelah ditembak oleh Suku Dayak Iban di kawasan kerjanya. Ia ditembaki setelah berupaya mengamankan barang miliknya yang di curi oleh Suku Dayak Iban. 


Isah selaku orang tua dari almarhum berharap bantuan dari pemerintah mengenai biaya pemulangan. 


"Jika dibebankan kepada kami, kami tidak sanggup jika terlalu besar. Kami berharap pemerintah juga terlibat," terangnya saat dikunjungi di rumah duka. 


Lelaki berusia 60-an tahun tersebut berharap anaknya bisa dipulangkan dan dikuburkan di kampung halaman. 


"Satu pulang, dua pulang. Anak saya harus dikubur di sini," tegasnya meminta. 


Diketahuinya almarhum Gafur meninggalkan dua orang anak perempuan dan seorang istri. 

103 tampilan0 komentar

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page