top of page

Titisan Dewi Anjani di Jerman

Anjani Milenial Pelopor Pembangunan Desa

Air Terjun Jeruk Manis


Desa Jerman adalah singkatan dari Jeruk Manis. Sebuah desa asri di kaki Rinjani. Salah satu andalan desa ini adalah viewnya yang eksotik, dan tentu air terjun Jukut setinggi 50 meter yang seluruh airnya berasal dari kejernihan Rinjani yang dikelilingi flora fauna lokal. Dan jika beruntung, anda dapat menyentuh pelangi yang konon adalah sabuk Dewi Anjani yang digunakan untuk turun ke kolam labuh air terjun. Dan di sanalah, Dewi Anjani memilih titisannya. Sama-sama perempuan, dan sama –sama Pemimpin.

Dalam legenda, Dewi Anjani adalah puteri dari perkawinan pasangan manusia dan seorang perempuan dari bangsa jin, yang menguasai kerajaan dunia lain di puncak Rinjani. Dewi Anjani pulalah yang dipercaya oleh masyarakat tradisional Sasak, menjadi penjaga satu-satunya gunung berapi di Pulau Lombok itu.

Ada anomali dalam peradaban Sasak. Pada dasarnya mereka sangat seksis dan patriarkhal, namun dalam banyak legenda, mereka  punya tokoh-tokoh perempuan pemimpin. Dan dalam kehidupan nyata sekarang, di tengah arus migrasi yang saat deras. Ketika Desa mulai kelimpungan karena ditinggal oleh para prianya untuk bermigrasi menjadi TKI ke Luar Negeri. Para Perempuannya tampil sebagai pemimpin yang prestasi dan komitmennya tak kalah dari para pria. Di antaranya, Kusumawati yang sepak terjangnya mewarisi kepimpimpinan sang Dewi Anjani. Tak banyak di perempuan desa di Indoensia ini yang bisa menjabat sebagai Ketua PKK Desa, jika engkau bukan Isteri Kepala Desa, namun itu tidak berlaku di Jeruk Manis. Karena jiwa kepemimpinannya, mampu merangkul semua pihak, dalam masa transisi politik desa yang biasanya genting, dua tahun terkahir ini, sekali lagi ia tampil di muka publik untuk memastikan proses pembangunan Desa tetap berjalan, konflik dan kohesi sosial masyarakat terdeterminasi.

Tak pernah terlintas dibenaknya untuk menjadi TKW, apalagi menjadi TKW berulang-ulang. Tidak seperti kebanyakan TKI/TKW yang lain karena ingin memperbaiki kondisi ekonomi. Tetapi dia berangkat menjadi TKW karena broken home, ayah yang kawin lagi dengan anak yang seumuran dengannya kala itu dan berpisah dengan ibu kandungnya.

Dia bercerita sambil matanya berkaca-kaca, waktu itu selepas tamat Sekolah Menengah Atas di sebuah sekolah SMA yang terletak di Ibukota Kecamatan. Kisah ini bermula, ketika itu bapaknya yang berprofesi sebagai guru adalah orang yang termasuk terpandang dan terpelajar di mata masyarakat. Bapak kawin lagi dengan anak gadis yang seumuran dengannya, sama-sama baru lepas SMA. Pada saat itu ibu berpisah dengan bapak, dan Ibu dengan saya bersama adik pergi dari rumah dimana dia lahir dan dibesarkan dan numpang di rumah keluarga.

Betapa hancur hati dan perasaannya kala itu, melihat adik yang masih sekolah dengan keadaan ekonomi yang harus ditanggung oleh ibu sendirian dengan hanya mengandalkan buruh sebagai mata pencaharian. Berangkat dari situlah kemudian dia memutuskan untuk bekerja ke luar negeri.

Mendaftar menjadi TKW dengan tujuan Singapore melalui PT. Indosima, direkrut oleh Ibu Sulhati dari Tetebatu Selatan. Adapun kontrak kerjanya akan ditempatkan sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT). Melakukan pekerjaan sebagai PRT adalah sebuah pekerjaan berat, karena tidak terbiasa akhirnya ia hanya bertahan 3 bulan. Kembali lagi ke Indonesia tepatnya ke Tanjung Pinang dibawa oleh agen. Di Tanjung Pinang hidup dipenampungan selama 8 bulan sambil training menjadi penjaga toko dengan penhasilan 500 – 600 ribu. Setelah itu berangkat ke Malaysia melalui Tanjung Pinang dan bekerja sebagai baby sitter dengan masa kontrak selama 2 tahun. Tetapi karena kedekatannya dengan majikan perempuan akhirnya direkomendasikan untuk kerja di restaurant Family Cake milik majikannya yang berada di wilayah Batu Pahat, Johor Bahru dengan penghasilan sekitar RM1000/bulan.

Bakat kepemimpinannya pun mulai terlihat, Kusumawati memiliki ibu angkat di kota tempatnya bekerja. Banyak juga para gadis teman-teman Melayu (orang Malaysia) yang direkomendasikan untuk bekerja di tempat kerjanya karena kedekatan dan talentanya sehingga ia diangkat menjadi koordinator karyawan.

Setelah 2 tahun di Malaysia, ia pun mengajak ibunya untuk bekerja di Malaysia. Setelah ibunya datang selang beberapa bulan ia pun kembali pulang untuk menjaga dan merawat adiknya yang masih sekolah saat itu. Kembali pulang ke tanah kelahirannya sekitar tahun 2001. Selang beberapa lama kemudian berangkat lagi sekitar tahun 2005 melalui PJTKI dan bekerja di kilang aksesoris mobil dan bekerja selama 3 tahun dan menjabat sebagai leader selama 1 tahun. Rumah mungil terhampar di atas lahan seluas 5 are dengan taman menghiasi ditambah dengan berugak di depan rumah menambah asri tempat tinggalnya saat ini adalah hasil jerih payahnya sebagai TKI. Mengubur impian buruk masa lalunya yang terlunta tidak punya tempat tinggal bersama dengan sang ibu dan adiknya.

Saat ini Kusumawati di desanya menjadi salah seorang penggerak dan motivator anak-anak muda dan masyarakat sekitarnya. Menjabat sebagai Ketua PKK sejak 2014, walaupun dia bukanlah istri dari seorang Kepala Desa, adalah salah satu bukti pengakuan masyarakat. Sebagai fasilitator desa pada program STBM pada tahun 2014, program PNPM sebagai Pembuku dan sekarang mengelola UPK Simpan Pinjam dengan binaan sebanyak 27 kelompok dengan jumlah dana yang dikelola sebanyak 70 juta. Sejak tahun 2016 terlibat aktif juga mengajar sebagai guru PAUD.

Dalam kegiatan rapat pengambilan keputusan ditingkat desa Kusumawati kerap menjadi perempuan yang harus menantang dominasi laki-laki tetapi itu biasa dijalaninya walaupun dengan harus mengangkat suara tinggi yang penting kebutuhan kaum perempuan bisa terakomodir dalam perencanaan pembangunan di desanya.

Ibu Kusumawati


Saat ini Kusumawati menginisiasi lahirnya Kelompok Usaha BMI di Desa Jeruk Manis. Salah satunya “Lesehan Bale Anak Rinjani (BAR)”. Lesehan ini menyediakan makanan khas Lombok dan berbagai minuman. Selain melayani pengunjung juga mengembangkan konsep delivery untuk pesanan. Usaha ini diawali dengan modal awal sekitar 6 jutaan termasuk penyiapan lokasi. Pengunjung bukan hanya warga lokal tetapi juga seringkali disinggahi oleh para wisatawan. Karena salah satu potensi Desa Jeruk Manis adalah sebagai destinasi tujuan wisata. Kusumawati saat ini sedang menggagas lahirnya Kelompok – Kelompok Usaha BMI baru bersama dengan ADBMI & Friends di 4 dusun yang ada. Hasil produknya kemudian akan dikumpulkan untuk dipasarkan bersama sebagai bagian dari sumber alternatif pendapatan baru bagi warga desa.

Yang menarik dari  bisnisnya adalah motivasinya untuk menyerap tenaga kerja lokal, menggunakan bahan-bahan lokal yang alami, penyedap rasa juga didapat dari paduan dedaunan dan ikan/udang sekitar, begitu juga wadah tempat menyajikan seperti (piring, gelas, sendok berbahan alami yang terbat dari batok kelapa, lidi kelapa yang dianyam). Ia berharap, inisiatif ini dapat menjadi pemicu kesadaran warga untuk bisa lebih inovatif dalam mengolah hasil lingkungan tanpa merusak alam.

0 tampilan0 komentar

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page