Tekong Adalah Maut
- Firman Siddik
- 7 Jul 2024
- 2 menit membaca
Diperbarui: 18 Jul 2024
Tekong kerap kali diidentikkan dengan para pencari kerja luar negeri. Tekong bagaikan malaikat bagi mereka. Tak jarang juga, tekong membawa maut bagi para pencari kerja yang menyandang status pekerja migran Indonesia.
Sudah banyak kasus yang di lakoni ADBMI dengan membawa peran sebagai pelindung para pekerja migran. ADBMI selalu memposisikan diri sebagai orang yang membela secara tegak lurus hak - hak para pekerja migran Indonesia beserta keluarganya.
Berbagai upaya sudah dilakukan oleh ADBMI dalam mempersempit ruang gerak para tekong. Mulai dari mendorong kebijakan pemerintah daerah sampai dengan dengan desa. Bahkan juga membuat peta petunjuk jalan pelindungan para pekerja.

adbmi.orgĀ - Tekong adalah maut. Maut bagi para pekerja migran Indonesia yang diberangkatkan secara unprosedural. Mereka tak jarang lepas kendali dan lepas tanggung jawab.
Tekong bagi para pekerja migran Indonesia bagaikan malaikat, tentu Malaika pencabut nyawa. Kenapa? Karena banyak dari para tekong yang menggadaikan nyawa para pekerja dengan selembar dolar dan real.
Sejak awal tahun 2024 ini, ADBMI mengupayakan para pemerintah desa untuk mengadopsi sebuah Roadmap yang menjadi jalan mempersempit ruang gerak para tekong. Karena tekong adalah maut.
Roadmap itu dibuat oleh para pemangku kebijakan di tataran desa beserta LSD dan masyarakat. Tentu juga dengan bantuan dari stakeholder terkait, terutama dinas tenaga kerja dan ADBMI.
Roadmap atau peta jalan pelindungan para pekerja migran Indonesia ini menjadikan pemerintah desa lebih terbuka dalam hal migrasi. Memahami peta pelindungan para pekerja. Mengetahui hak - hak masyarakat yang akan berangkat bermigrasi ke luar negeri.

Sebelumnya juga ADBMI Foundation mendorong keterlibatan pemerintah daerah dalam mewujudkan migrasi yang aman sesuai dengan undang-undang nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan dan pemberdayaan para pekerja migran Indonesia beserta keluarganya. Roadmap pelindungan PMI level kabupaten yang dibuat ADBMI sudah sesuai dengan amanat UU secara nasional.
Tekong Adalah Maut, Bukan Hanya Judul Belaka, Tapi Ini Nyata
Kita tidak akan lupa almarhum Siti Linda Ekayanti warga Desa Tebaban yang pulang dalam keadaan buta dan lupa ingatan. Ia bahkan tak ingat nama anaknya sendiri.
Ia menghabiskan sisa usianya bersama sang anak dan keluarga hanya 3 bulan selepas kepulangannya dari Abu Dhabi. Kini ia berpulang dengan tenang.
Kisahnya menyisakan luka yang mendalam bagi keluarga dan juga bagi pemerhati para pekerja migran Indonesia. Ia adalah korban kekejaman majikan. Ia juga korban tekong yang tidak bertanggung jawab. Tekong adalah maut.
Kita juga tidak akan perlu lupa bagaimana perempuan 27 tahun asal desa Anjani kala itu harus terpisah jauh dengan keluarga. Ia berharap bekerja pada tempat yang baik. Yang memperhatikan hak - hak para pekerja. Naas ia terlempar ke Suriah dengan mahar 147 juta kala itu.

Ia, Yuni Rizkawati. Perempuan beranak satu yang rela meninggalkan sang anak demi ekonomi yang harus terus berubah.
Tujuan Yuni kala itu adalah Abu Dhabi.Ā Namun ia terlempar ke Suriah. Negara yang penuh dengan konflik saudara yang berkepanjangan.
Tekong adalah maut. Mereka tak jarang mengesampingkan keamanan para pekerja. Menampik aturan yang ada demi real dan dollar di depan mata.
Rata - rata para pekerja bermasalah bekerja pada sektor perseorangan. Berangkat dengan visa pelancong, pulang dengan peti mati terbungkus kain kafan di dalamnya.
Valid sih ini..tekong emang bener maut, paling tidak buat kantong para cpmi..
Judulnya woeee šš
Kek film yg lagi viral