top of page

Sampai Sekarang Bacagub NTB Tak Atensi Nyawa Warga Lotim Yang Terbunuh Di Malaysia

Sampai tulisan ini dirilis penulis, tidak ada satupun para bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat yang mengatensi kasus pembunuhan Gafur di Malaysia.

Sampai beredarnya informasi bahwa Jum'at tanggal 9 Agustus 2024 diterbangkannya peti mati Gafur sampai ke Lombok, tidak ada satupun statement dari para Bacagub dan Bacawagub NTB.


Mereka tidak tertarik mengurus nyawa, mereka hanya tertarik berebut suara. Suara yang mati tidak terhitungkah??

Foto Istimewa: Keluarga alm. Gafur, seorang PMI yang meninggal di Malaysia

adbmi.org - Tulisan ini salah satu bentuk kritikan terhadap oknum yang mencalonkan diri menjadi bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat. Pasalnya, tidak ada satupun yang mengatensi kasus terbunuhnya Gafur warga Desa Waringin Kecamatan Suralaga kabupaten Lombok Timur, NTB.


Kasus terbunuhnya Gafur menyita perhatian publik, tidak hanya media lokal, bahkan media nasional pun ikut andil terlibat menyuarakan kasus terbunuhnya Gafur di Tangan Suku Dayak Iban kawasan Sepupok, Batu Niah, Miri, Sarawak, Malaysia, pada 29 Juli 2024 lalu.


Para para bakal calon masih sibuk mengurus partai dan tim, namun lupa mengurus sesuatu yang penting, ya menolong masyarakat.


Tidak ada satupun yang datang mengucapkan bela sungkawa. Justru para bacagub masih sibuk silaturahmi politik ke pengurus partai.


Apakah masyarakat dibutuhkan ketika di bilik suara???.


Ya seperti itu adanya !!!



Suara Keadilan Gafur Dari Malaysia


Penulis membayangkan bagaimana perasaan Gafur ketika tertembak butiran peluru. Yakin saja, ia tidak memikirkan dirinya dan barang - barangnya yang direbut paksa oleh perampok itu.


Selayaknya manusia biasa, di detik - detik terakhir itu, ia merindukan orang terkasih. Sang istri, anak dan orang tua.

Foto: Keluarga alm. Gafur sedang berkumpul menunggu informasi terbaru dari Malaysia terkait progres pemulangan jenazah ke kampung halaman.

Suara derita Gafur tidak terdengar ditelinga manusia biasa, kala peluru itu menembus inti jantungnya. Suara itu terdengar ditelinga orang - orang yang rindu akan senyumannya.


Coba bayangkan, ia meninggalkan seorang istri yang harus menanggung dua orang anak sekaligus. Mereka perempuan rentan.


Bayangkan kembali, Gafur pulang tidak untuk masuk dalam bilik suara. Ia masuk ke liang lahat. Tempat bersemayamnya jiwa - jiwa yang tamat.

139 tampilan0 komentar

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page