top of page

Sambut Jasad Suami Dari Malaysia, Tangis Istri Beradu Keras Dengan Sirine Ambulan

Jasad suami menjadi sumber tangis bagi Dewi, istri dari Dedi Suryadi. Jasad Dedi Suryadi dibawa dengan ambulance desa Anjani. Suara tangis Dewi beradu keras dengan suara ambulance yang membawa jasad sang suami. Ia mengenang masa - masa yang indah kini berubah menjadi kesedihan.
Tulisan ini untuk mengenang suasana pemulangan jenazah dari Dedi Suryadi yang berpulang akibat kecelakaan kapal boat saat menyeberang ke Malaysia melalui Batam tahun 2021 silam.

Sambut Jasad Suami Dari Malaysia, Tangis Istri Beradu Keras Dengan Sirine Ambulan
Foto Istimewa : Penyerahan Jenazah Warga Desa Anjani oleh BP3MI NTB

adbmi.org - Suara sirine mobil ambulan desa Anjani terdengar saat memasuki gang menuju rumah Dedi Suryadi. Rumahnya yang berada di dusun Anjani Timur dua, sesak akibat masyarakat yang menunggu kepulangannya pada Rabu, 5/1/22.


Terdengar pula isak tangis Dewi, istri dari Dedi Suryadi yang mencoba beradu keras dengan suara sirine. Dewi tak bisa membendung amarah yang bercampur dengan kepedihan yang dialami saat ini. Ia tak terima kabar duka yang datang menghampirinya.


Tangannya tak berhenti menutup kedua telinganya. Ia tak mau mendengar suara ambulan yang membawa jasad sang suami. Sembari teriak menyebut nama sang suami, Dewi memejamkan mata. Namun air mata tak bisa menahan diri untuk bercucuran.


Bahkan gadis kecil yang menjadi buah hati mereka berdua belum sempat mengganti seragam sekolahnya sendiri. Gadis itu bernama Safira Lusiana yang saat ini masih duduk di bangku pendidikan anak usia dini di desa Anjani.


Fira masih menggenggam erat kedua tangannya. tak tau bagaimana perasaannya saat ini. Namun, kerelaannya berdiri di bawah rintik hujan sembari menggenggam kedua tangannya adalah salah satu bukti penghormatan terakhir sang anak kepada ayahnya yang telah berpulang.


Dedi Suryadi adalah merupakan warga dusun Anjani Timur desa Anjani kecamatan Suralaga – Lombok Timur. Ia adalah salah satu dari 53 korban kecelakaan kapal boat terbalik yang terjadi di Johor Malaysia 14/12/21 yang lalu.


Sebelum ke Malaysia, Dedi berangkat ke Batam pada 6/12/21 yang lalu. Ia tak sendirian berangkat dari rumah. Ia bahkan bersama teman satu kampong yang bernama Herna Wandi.


Subuh tanggal 6 Desember itu adalah hari terakhirnya melihat sang anak dan istri. Begitu pula sebaliknya. Keluarga kecilnya ia titip pada orang tuannya.


Berangkat melalui jalur gelap adalah hal pertama bagi Dedi, tapi tidak bagi Herna Wandi. Justru Herna Wandi sudah terbiasa. Bahkan Her baru saja pulang satu bulan 3 hari, namun memilih berangkat lagi karena factor ekonomi.


Tak ada biaya untuk berangkat, mereka berdua memilih untuk berhutang.

Tak ada perbekalan yang special yang dibawa. Wajar saja, jalur gelap adalah jalan yang penuh dengan resiko.


Pihak keluarga di rumah pun tak tau mereka berangkat melalui tekong mana. Ini menjadi penyesalan yang mendalam bagi keluarga Dedi dan Herna Wandi.


Sampai saat ini, Herna Wandi belum bisa dipastikan. Apakah meninggal atau dalam keadaan selamat. Ia masih belum bisa ditemukan.

18 tampilan0 komentar

留言

評等為 0(最高為 5 顆星)。
暫無評等

新增評等
bottom of page