top of page

PULAU LOMBOK, PULAU SERIBU SAMPAH

Pulau Lombok tidak hanya diidentikan dengan sebutan “Pulau Seribu Masjid” namun juga ada penyebutan baru, yaitu “Pulau Seribu Sampah.”

Sampah yang menggunung di puncak gunung sampai dengan sampah yang mengalir dan mengambang ke perairan sampai dengan dasar laut. Sampah – sampah itu mengalir dari Hulu ke Hilir. Sampah itu terbawa bukan hanya oleh air yang mengalir, namun juga dibawa oleh produktivitas manusia setiap waktunya.


Sampah – sampah itu berdampak bagi lingkungan, produktivitas tanah yang menyebabkan petani gagal panen. Kesehatan lingkungan yan kurang baik sampai dengan dampak sampah bagi ekosistem kelautan.

PULAU LOMBOK, PULAU SERIBU SAMPAH

adbmi.org – Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia mencatat bahwa pada tahun 2021, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 22,88 juta ton sampah. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 67 juta ton sampah.


Permasalahannya, meskipun diperkirakan sampah yang dihasilkan setiap tahunnya sekitar 67 juta ton, hanya 7% yang bisa didaur ulang. Sementara 69% sampah itu menumpuk di tempat pembuangan akhir atau TPA.


Adapun timbulan sampah plastik pada tahun 2025 di proyeksikan mencapai 9,9 juta ton, juga setara 13,98% dari total volume timbulan sampah pada periode tersebut dan juga Indonesia kerap disorot sebagai salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia dan juga terburuk dalam penanganan sampahnya.


Bahkan organisasi PBB mencatat jumlah polusi plastik 9-14 juta ton paa tahun 2016, adapun jumlah polusi sampah plastik tersebut mengalami lonjakan menjadi 23-27 juta ton pada tahun 2024.Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Jendral Pengelolaan sampah, limbah dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati saat konferensi pers Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) dilansir dari Katadata (6/2/2024).


Selan itu ada beberapa dampak lingkungan yang disebabkan langsung oleh sampah plastik itu yakni: Terganggunya ekosistem laut dan sungai karena banyak mahluk hidup yang mati keracunan akibat dari limbah kotor.


Sampah plastik setidaknya telah membunuh 1 juta burung laut dan juga ikan-ikan yang sudah tidak bisa dihitung lagi jumlahnya pada setiap tahun.

PULAU LOMBOK, PULAU SERIBU SAMPAH
Foto Istimewa: Sosialisasi dari TPS3R Desa Anjani tentang pengelolaan sampah.

Julukan Pulau Lombok Dulu "Pulau Seribu Masjid" , Kini "Pulau Seribu Sampah"


Penulis terkesima dengan salah satu postingan yang viral di media sosial tentang pendaki asal Prancis yang mendaki puluhan gunung di Indonesia dalam jangka waktu 1 bulan. Hebatnya, Remi Colbalchini, nama pendaki tersebut tidak menggunakan jasa guadge pada saat mendaki.


Saat ditanya bagaimana caranya, ia menjawab hanya mengikuti jejak – jejak para pendaki yang membuang sampah sembarangan.


“Setiap ada sampah, pasti jalur itu pernah dilalui oleh para pendaki gunung,” terang Remi Colbalchini. Penulis menganggap ini sebagai sebuah kritikan dan juga salah satu cara baru untuk mencari jejak saat tersesat di tengah hutan belantara.


Selain itu juga, banyak postingan di sosial media beberapa waktu lalu yang mengomentari keadaan sampah di Kawasan Sembalun.


Kita tahu,Sembalun adalah destinasi wisata yang banyak di kunjungi masyarakat local maupun internasional. Namun, karena pengelolaan sampah yang kurang baik juga menjadi bencana dikemudian hari.


Keberadaan TPA atau tempat pembuangan akhir yang jauh dari jangkauan juga menjadi masalah. Menjadikan TPA sebagai tempat penampungan sampah juga menimbulkan masalah lingkungan yang berkepanjangan. Salah satunya TPA Ijobalit yang ada di Kabupaten Lombok Timur.


TPA Ijobalit berbatasan langsung dengan pinggir pantai. Zat – zat yang terkandung di sampah yang terus menerus sudah menimbulkan masalah baru.


Air pantai yang berbatasan langsung dengan TPA menjadi keruh dan berbau. Lebih parahnya lagi, di sana hanya dilakukan penimbunan, bukan dikelola atau diolah menjadi barang lain. Tentu ini masalah bersama.


Semua kita harus bahu membahu dalam menciptakan lingkungan yang baik dan sehat. Semua harus terlibat, bukan hanya pemerintah. Perlu adanya kesadaran bersama dalam penanganan masalah sampah.


Di Desa Anjani ada pengurus Desa Siaga dan juga TPS3R Desa Anjani yang mengangkut dan juga sebagai pengelola sampah. Memang tampungan untuk pengelolaan sampah masih belum maksimal, namun setidaknya udah ada Langkah konkrit dalam menyelesaikan sampah yang menjadi masalah yang berkepanjangan.

6 tampilan0 komentar

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page