top of page

Perubahan Iklim Menjadi Faktor Pendorong Migrasi Mata Pencaharian, Petani Gagal Panen, Nelayan Terancam

Perubahan iklim yang tak menentu membuat masyarakat berbondong-bondong untuk melakukan migrasi, terutama migrasi mata pencaharian.

Migrasi mata pencaharian ini bermula dari gagal panen hasil tani, hasil laut yang tidak menjanjikan.


Kedua Pekerjaan purba ini masih mengandalkan keadaan cuaca karena digarap dengan cara tradisional. Petani terancam gagal panen, Nelayan terjerat hutang bank – bank mekar.

Perubahan Iklim Menjadi Faktor Pendorong Migrasi Mata Pencaharian, Petani Gagal Panen, Nelayan Terancam
Foto Istimewa: Indra Wahyudi salah satu nelayan Dusun Poton Bako Desa Jerowaru Kecamatan Jerowaru.

adbmi.org – Di pagi buta para nelayan sudah siap dengan jaring – jaringnya. Suara – suara mesin kapal nelayan saling menyahut satu sama lain di bibir pantai Poton Bako Dusun Poton Bako Desa Jerowaru Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur.


Tak lupa pula perbekalan yang seadanya untuk mengganjal perut ketika tiba di tengah laut.

Mentari masih belum tampak. Lampu – lampu perahu nelayan membanjiri lautan. Berwarna warni tak terhitung jumlahnya. Ini menandakan banyaknya nelayan yang turun di pagi menjelang subuh kali ini.


Suara – suara speaker dari musholla terdengar dari kejauhan. Menandakan waktu subuh telah tiba. Terlihat, beberapa perahu nelayan mulai menepi. Sementara itu, para pengepul sudah berdiri berjejeran menanti hasil tangkapan ikan para nelayan.

Indra Wahyudi duduk di pelataran rumahnya. Ia sedang merajut kembali jaring – jaring yang telah putus akibat dipakai di pagi buta. Hasilnya menangkap ikan hari ini cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari – hari.


Yudi sapaan akrab lelaki yang sudah beranjak menuju kepala tiga tersebut. Dengan seorang istri dan dua anaknya, ia hidup di rumahnya yang berdekatan dengan pinggir pantai.


Yudi terbilang beruntung, ia memiliki rumah yang layak. Berbeda dengan rumah – rumah yang ada disekelilingnya, yang dibangun dengan kayu dan bahkan bahkan sudah reot.

Meskipun begitu, Yudi salah seorang yang ingin merantau ke Malaysia. Ia berencana kembali lagi. Sebab ia sebelumnya sudah pernah merantau.


Keinginannya kembali merantau karena hasil tangkapan yang tak menentu ditambah kebutuhan yang terus meningkatkan.


“Kalau dari hasil laut, kita ndk cukup. Apalagi cuaca yang tidak karuan,” terangnya saat di temui penulis 8/6/2024.


Jikalau cuaca buruk, ia tidak melaut. Ancamannya jauh lebih berat, bahkan bertaruh nyawa.

Dalam satu bulan, ia bisa menghasilkan uang sebanyak 1 juta sampai dengan 2 juta. Tergantung cuaca, jika baik dan hasil tangkapan melimpah maka akan lebih banyak lagi.


Photo Istimewa : Wildan Jauhari sekdes desa Jerowaru saat mengikuti FGD tentang Studi Migrasi Dampak Perubahan Iklim Terhadap Perpindahan Penduduk, 8/6/2024.
Foto Istimewa: Wildan Jauhari sekdes desa Jerowaru saat mengikuti FGD tentang Studi Migrasi Dampak Perubahan Iklim Terhadap Perpindahan Penduduk, 8/6/2024.

Iklim Menyebabkan Gagal Panen Tembakau Meningkatkan, Angka Kriminalitas Bagian Selatan


Tembakau menjadi komoditas unggulan provinsi Nusa Tenggara Barat, terlebih bagi pulau Lombok bagian selatan. Tembakau adalah intan permata yang memberikan masyarakat kecukupan.


Setiap musim panen tembakau tiba, angka perputaran uang sangat tinggi. Selain itu juga merekrut pekerja yang tinggi pula.


Para pekerja bekerja dari mulai memanen tembakau sampai dengan pengopenan (pembakaran) tembakau yang membutuhkan tenaga yang banyak.


Berbeda lagi jika panen gagal, uang berkurang. Bahkan masyarakat rela berhutang demi memenuhi kebutuhannya.


Rata – rata gagal panen disebabkan oleh perubahan iklim yang tidak menentu. Tak jarang, ketika musim tanam sampai menjelang panen, hujan turun dengan derasnya. Itu bisa membanjiri area persawahan. Sementara tembakau tidak terlalu membutuhkan air yang berlebihan.


Gagal panen ini yang menyebabkan angka kriminalitas meningkat pesat di area selatan. Hal itu diungkapkan oleh sekertaris Desa (sekdes) desa Jerowaru kecamatan Jerowaru, Wildan Jauhari.


“Akan banyak pencurian, pembegalan dan kejatahan lainnya,” terang Wildan Jauhari saat mengikuti Fokus Grup Diskusi (FGD) tentang Studi Migrasi Dampak Perubahan Iklim


Terhadap Perpindahan Penduduk yang dilaksanakan ADBMI yang bekerjasama dengan RDI dan IOM di kantor desa Jerowaru kemarin, 8/6/2024.


Wildan Jauhari mengungkapkan hal tersebut bukan tanpa alasan, dikarenakan memang tembakau menjadi primadona bagi masyarakat yang hasilnya bisa menembus puluhan dan bahkan ratusan juta saat penjualan.

3 tampilan0 komentar

תגובות

דירוג של 0 מתוך 5 כוכבים
אין עדיין דירוגים

הוספת דירוג
bottom of page