top of page

Persamaan Laki-laki Sasak dan Ayam Jago, Manajemen Syahwat

Oleh : Roma Hidayat |

Setelah sekian lama mengamati fenomena ini, saya agak kesulitan menemukan perbedaan yang tegas antara Pria Sasak dan Ayam Jantan (khususnya dari jenis ayam kampung). Dua ciptaan Tuhan berbeda tampilan ini punya kesamaan dalam pola bagaimana mereka mendrive manajemen syahwat serta turunannya. Yaitu sama-sama menggunakan pola yang kalau dalam dunia tinju sering kita dengar istilah hit and run (pukul dan lalu lari).

Mari kita langsung lihat ke TKP. Carilah ayam jantan di sekitar Anda lalu amati. Tujuan hidup pejantan yang ia refleksikan dalam semua tindakannya sepanjang hari adalah untuk melampiaskan syahwatnya. Mulai dari berkokok, gesture, tone kokoknya, berjalan, mengais makanan dan seterusnya. Semuanya adalah pencitraan untuk menarik perhatian (memerangkap) lawan jenisnya. Dan ayam tidak pilih-pilih rupa soal rupa lawan jenis untuk pelampiasan syahwatnya ini, pukul rata, tidak ada baku standard kecantikan dalam urusan ini. Perhatikan dengan seksama, intensitas kedip mata Anda dijarangkan supaya tidak missing the show, ayam jantan pura-pura mengais kerikil sambil bersuara keras, seolah kerikil atau pasir yang dikaisnya adalah makanan, dan kalaupun betul itu adalah makanan ia temukan. Meski cuma sebiji jagung, sanggup ia berikan, ia sanggap kelaparan yang penting betinanya mau mendekat (sok care dan gentlelah), setelah betina mendekat, Anda semua tahu bagaimana aksi selanjutnya si pejantan. Ujungnya, sex after dinner.

Prilaku sombong jeleng macam di atas, berlaku pada sebagian pria Sasak. Ngeropak ngopah, Tanah Rambang dan Timurnya pantai Rambang, dia yang punya, semuanya untukmu dik, ia seolah-olah sanggup melamar dengan apa saja meskipun hutangan, yang penting si perempuan luluh lunglai terpesona. Teman saya pernah membuat peta kelakuan orang Sasak, dan pada tujuan puncaknya apa yang dilakukan oleh pria Sasak jika punya kelebihan uang? Kawin lagi, itu jawabannya. Ketika masa PDKT (singkatan dari pendekatan) dan pacaran, prianya care sekali. Terantuk sedikit saja si perempuan, “hati-hati dong say, sakit ya, sini saya obatin”, coba kalau sudah kawin plus sudah beranak pinak, kepala isterinya terantuk daun jendela, maka bahasa romantis tadi berubah “idap te, mbe laiqme bekeq matem?” (Rasakan, di mana kamu taruh biji matamu?).

Berikutnya rengas renggi atau dalam idiom beberapa aliran bahasa Sasak yang lain gagah percek. Jika ada ayam betina yang sedang bersamanya atau sedang ia kelisih (incar), pejantan punya gengsi sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari jangkauan terbang yang ia bisa lakukan, menepuk-nepuk sayapnya sambil berkokok keras “kukurruyuuuukkkk, akulah pejantan tangguh idaman” dan ketika ada pejantan lain yang lebih kuat datang, tidak serta merta lari menghilang, ia pura-pura berani, dikejar ia lari, tapi tetap pura-pura gagah berani. Tidak sudi kehilangan muka begitu saja di depan si betina.

Hit and run alias kurang tanggung jawab. Sebelum melepas syahwat, pejantan akan berkelakuan sebagai yang paling setia dan ngotot. Betina lari ke got ia ikut, betina menghindar ke atas pohon pejantan pun turut, bahkan ketika betina terbang hinggap ke atas paku yang tetancap di tembok, pejantan ikut. Tapi itu sebelum syahwatnya tersalurkan. Setelah tersalurkan, cerita berbeda. Pejantan tidak peduli dalam hal reproduksi dan pengasuhan anak. Saya tidak pernah melihat, ayam jantan turut mencarikan anak hasil perbuatannya makan, tidak ikut menunggu apalagi membantu betina yang ia senggamai menetaskan telur. Bahkan ketika betina mengerami atau lagi menetaskan, pejantan tetap memaksa betina untuk melayani syahwatnya. Setelah syahwatnya baru saja selesai, dan ada betina lain yang lewat. Tanpa malu-malu, pejantan pasang aksi, sementara betina sebelumnya masih ada di sampingnya. Bukankah pria Sasak juga banyak yang begitu? Tidak mau tahu urusan anak, semua diserahkan ke ibunya, karena si bapak sibuk pasang aksi.

1 tampilan0 komentar

Postingan Terkait

Lihat Semua

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page