top of page

Perempuan Hebat Dusun Penakak, Usaha Kurungan Ayam Selagi Suami di Tanah Rantau

adbmi.org – Para perempuan di Dusun Penakak Desa Anjani memberikan kita pelajaran yang sangat luar biasa. Mereka menghabiskan waktu menunggu sang suami dengan menyibukkan diri dengan bekerja.

Ada yang bertani, ada pula yang berkebun, bahkan ada yang membuat Gorong (Kurungan) ayam. Hasil anyaman gorong itu nantinya digunakan untuk menghidupi keluarga yang ditinggal merantau.

Mereka semua, para perempuan ini sangat hebat, pekerja keras. Hidup sendiri, sementara sang suami merantau mencari modal untuk mengembangkan usaha yang sudah digelutinya bertahun-tahun.

Perempuan Hebat Dusun Penakak, Usaha Kurungan Ayam Selagi Suami di Tanah Rantau

Foto Istimewa: Saftiah (Tengah) dan Novi Wahyuni saat membuat Gorong (Kurungan Ayam), Selasa (5/9/2023)


Di bawah pohon mangga yang teduh, bersama para perempuan yang lainnya, Saftiah membuat anyaman gorong (kurungan ayam) dari bambu. pekerjaan yang sudah berjasa besar menghidupi kompor dapur keluarganya dan juga bisa menyekolahkan sang anak.

Bersama para perempuan yang didominasi ibu-ibu, Saftiah setiap hari membuat anyaman gorong. Dalam satu bulan, ia bisa membuat lebih dari lima puluh gorong bersama sang suami. Kebetulan, baru 2 bulan sang suami kembali dari Malaysia menjadi pekerja migran Indonesia. 

Saftiah merupakan salah satu keluarga pekerja migran Indonesia asal dusun penakak desa Anjani kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur. Ia adalah satu dariu banyaknya perempuan yang ditinggal merantau oleh pasangan ke luar negeri. di Dusun Penakak secara umum, dominan memilih Malaysia sebagai lokasi mengais rezeki.

sembari menunggu sang suami kembali dari tanah pengasingan, mereka (para perempuan dusun penakak) menyibukan diri dengan berkumpul dan membuat anyaman gorong.

bukan hanya Saftiah, ada pula Novi Wahyuni ibu satu orang anak. suaminya sudah beberapa kali pergi merantau. dan saat ini, sang suami sudah di malaysia sejak sembilan bulan yang lalu.

berbeda dengan Saftiah, Novi Wahyuni atau akrabnya disapa buk Ayu malah membuat anyaman gorong sendiri. sementara sang anak masih duduk dibangku sekolah menengah pertama.

selain itu, buk ayu juga tergabung dalam Lembaga Sosial Desa Anjani. sembari berkegiatan sosial, ia juga tak lupa memposisikan dirinya sebagai ibu untuk mendidik sang anak dan memenuhi biayai sekolah sang anak.

tak seperti kebanyakan perempuan yang ditinggal merantau dan hanya menunggu gaji kiriman sang suami, Ayu justru memilih mengelola uang kiriman suaminya dengan menjadikannya modal untuk mengembangkan usaha anyaman bambu tersebut.

omset dalam satu bulan, ia bisa mendapatkan lebih dari 2 juta.

Perempuan Hebat Dusun Penakak, Usaha Kurungan Ayam Selagi Suami di Tanah Rantau

Foto: Saftiah saat membuat kurungan ayam di gudangnya (5/9/2023)


Membuat Gorong Untuk Biaya SPP Sang Anak

Gorong adalah emas bagi para keluarga di dusun Penakak Desa Anjani. Mereka bahu – membahu untuk saling ajar dan ajak untuk membuat gorong ayam. hampir setengah dari penduduk di Dusun Penakak menjadikan pembuatan gorong ayam sebagai mata pencaharian.

dari usaha gorong tersebut mereka bisa memberikan akses pendidikan yang baik bagi anak – anak mereka. untuk membayar SPP, untuk membeli buku dan seragam sekolah.

penjualan gorong ayam ini pun bisa sampai luar daerah. tak jarang, mereka bisa mengirim sampai Bima dan Sumbawa, bukan hanya pasaran di sekitar Lombok.

bahan – bahan pembuatan gorong  tersebut pun relatif murah dan mudah di dapatkan. cukup berbekal keahlian meraut bambu dan ketahanan untuk duduk lama.

namun para perempuan di Dusun Penakak Desa Anjani tak jarang berkumpul dalam satu tempat untuk mengerjakan usaha mereka. selain berusaha, ini juga sebagai salah satu ajang shilaturrahim bagi mereka.

Melihat Peluang, Membantu Akses Permodalan 

Perempuan Hebat Dusun Penakak, Usaha Kurungan Ayam Selagi Suami di Tanah Rantau

Foto Istimewa: Diskusi akses pembiayaan usaha mikro bagi komunitas pekerja migran di Lesehan Sekar ASri


Yayasan ADBMI dan AWO International mencoba memfasilitasi para UKM di lima desa dampingan untuk menjemput akses modal di bank konvensional. salah satunya Saftiah, ia mengajukan permodalan yang nantinya di dampingi oleh LSD Anjani.

Saftiah sendiri merupakan alumni pelatihan Manejemen Ekonomi Rumah Tangga.

harapannya, dengan memberikan akses permodalan di bank dan koperasi, para pelaku UKM dan Keluarga PMI bisa lebih berdaya dari sisi ekonomi. terlebih, Saftiah memiliki peluang usaha yang bisa terus berkembang.

1 tampilan0 komentar

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page