top of page

Penguatan Kelompok Rentan Pekerja Migran Perempuan

Kelompok pekerja migran perempuan memiliki kerentanan yang sangat tinggi. Tak ayal, banyak dari para pekerja migran perempuan mendapatkan eksploitasi pekerja yang berlebihan. 
Kelompok pekerja migran perempuan tak jarang mendapatkan pelindungan dan juga pemberdayaan, alih - alih pulang menjadi juragan, stigma perempuan perantau kerap dikonotasikan negatif. 
Poto Istimewa : para peneliti dari Universitas Muhammadiyah Jakarta saat melaksanakan FGD dengan pekerja migran perempuan yang tergabung dalam Kompi Perempuan

adbmi.org - Tim peneliti Universitas Muhammadiyah Jakarta mengadakan fokus grup diskusi atau FGD dengan kelompok pekerja migran perempuan desa Anjani. Kelompok pekerja migran perempuan ini tergabung dalam Kompi Perempuan atau komunitas mantan pekerja migran Perempuan desa Anjani. 


Dilaksanakan di area kolam wisata Mbulan Boroq Dewi Anjani desa Anjani, FGD ini diikuti oleh semua pengurus Kompi Perempuan Desa Anjani. Selain itu juga pengurus Lembaga Sosial Desa Anjani atau LSD Anjani, komunitas lokal yang memiliki fokus pada isu pekerja migran,  perempuan dan anak. 


Quratul Aini selaku ketua Kompi Perempuan mengungkapkan pentingnya dibangun komunitas bagi kelompok rentan, terutama yang menyentuh perempuan sebagai pekerja migran. 


Berangkat dari latar belakang yang sama, komunitas ini diharapkan bisa menyentuh kelompok - kelompok rentan untuk bisa saling menguatkan. 


"Kami tau permasalahan yang menyelimuti perempuan selaku pekerja migran.  Banyak yang memiliki kasus di negara penempatan," terang Quratul Aini. 


Quratul Aini sendiri merupakan purna pekerja migran yang pernah merantau ke Arab Saudi. "Saya hampir puluhan tahun di Saudi dengan keadaan yang memprihatinkan." 


Selain itu, terang ketua Kompi Perempuan, permasalahan yang dihadapi juga banyak ketika baru pulang merantau. 


"Ada suami yang menikah dari gaji istri, perempuan kembali merantau karena ekonomi yang belum pulih, meninggalkan suami dan anak," terangnya. 


Kompi Perempuan saat ini beranggotakan puluhan pelaku usaha kecil yang pernah menjadi korban perdagangan orang. 


"Rata - rata kami pernah menjadi korban TPPO," tegasnya. 


Di waktu yang bersamaan, Nendi Wahyu selaku ketua LSD Anjani mengungkapkan pentingnya penguatan kelompok rentan pekerja migran perempuan. 


Ia juga menilai, bersyarikat salah satu langkah untuk bisa saling mengakomodir dan juga bisa saling menguatkan. "Kita bisa saling menguatkan jika sudah bersyarikat. Mudah juga untuk diakomodir." 


Di dalam Kompi Perempuan, terang Nendi, semuanya adalah purna PMI yang di dominasi oleh perempuan. 


"Komunitas mereka pun sudah di SK kan oleh pemerintah daerah," terang ketua LSD Anjani tersebut. 

Nendi berharap dengan adanya Kompi Perempuan desa Anjani, perempuan desa Anjani lebih berdaya. Memiliki wawasan yang luas, "tentunya juga bisa saling mengedukasi tentang migrasi aman dan juga kewirausahaan." 


Selain itu, ketua tim peneliti Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Dr. Nani Nurani Muksin,M. Si.,saat sesi FGD dengan pekerja migran purna di desa Anjani menyebutkan pentingnya pemberdayaan perempuan dalam bidang kewirausahaan. 


"Komunikasi Kelompok Kompi Perempuan untuk memberi dan berbagi informasi tentang peluang usaha baru, saling mendorong memberi motivasi dan saling menguatkan agar dapat maju bersama sebagai "Juragan" pasca menjadi PMI," terang Dr. Nani.


Ia menilai, pengelolaan keuangan rumah tangga bisa dibarengi dengan pemanfaatan potensi lokal dalam bidang usaha. "apa contohnya, saya melihat potensi pertanian. Tembakau, padi, sayur - sayuran juga bisa dikelola. Ini potensi lokal yang bisa dijadikan usaha." 


Dalam FGD yang dilaksanakan dengan purna PMI desa Anjani, para peneliti ingin melihat pengelolaan potensi lokal yang bisa dikembangkan oleh pekerja migran purna di bidang kewirausahaan. 


Ia juga meminta pengelolaan potensi lokal harus disertai dengan pemahaman konsep green economy atau ekonomi hijau. 


Konsep green economy, terang Dr. Nani, adalah metode pengembangan sumberdaya alam yang cukup populer belakangan ini. 


"Konsepnya dengan pemanfaatan sumberdaya alam lokal dengan penuh tanggungjawab serta mengurangi dampak lingkungan," terang Dr. Nani. 


Salah satu contoh, pengelolaan sampah yang dilaksanakan di TPS3R Desa Anjani yang dikelola oleh purna PMI. "Di sana, pemanfaatan sampah bisa berdampak secara ekonomis. Selain itu juga mengurangi pencemaran lingkungan." 


FGD ini dilakukan sekaligus untuk meneliti terkait dengan Komunikasi Kelompok Pekerja Migran Indonesia Purna Dalam Pengembangan Kewirausahaan Berbasis Potensi Lokal dan Green Economy. 


Para peneliti dari Universitas Muhammdiyah Jakarta ( UMJ) merupakan pemenang hibah kompetisi DRTPM Kemendikbudristek tahun 2024. Tim peneliti ini diketuai oleh Dr. Nani Nurani Muksi,M. Si., dari Prodi Magister Ilmu Komunikasi FISIP UMJ dan beranggotakan  ⁠Dr. Oktaviana Purnamasari, M. Si., dari Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UMJ dan juga Jumail, M. Sc., dari Prodi teknik informatika, Fakultas Teknik UMJ. 

9 tampilan0 komentar

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page