top of page

Pengelolaan Sistem Informasi Desa (SID) Tidak Optimal, Isentif Operator Tidak Ada

adbmi.org – Setiap desa memiliki Sistem Informasi Desa atau yang kita kenal dengan sebutan SID-nya masing-masing, namun dalam pengaplikasiaannya tidak dapat mencapai level optimal. Tidak sedikit desa yang tidak mampu mengembangkan SID-nya, akibatnya informasi desa yang seharusnya dapat diserap oleh masyarakat menjadi tidak sampai dengan sebagaimana mestinya.

Sistem Informasi Desa (SID) adalah kanal media untuk menginformasikan masyarakat, pemerintah desa, Kementerian, lembaga, satuan kerja perangkat daerah, dan institusi lainnya (K/L/D/I) tentang kondisi desa, perencanaan pembangunan dan pemberdayaan, serta pencapaian pembangunan yang telah dicapai oleh desa. Informasi dalam kanal ini diperoleh berdasarkan data SDGs Desa, Indeks Desa Membangun (IDM), Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa), dan Dana Desa. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta Kementerian lainnya dapat memperoleh data kondisi dan kebutuhan yang menjadi acuan dalam melakukan kegiatan pembangunan dan pemberdayaan di desa.

Peran pemerintah desa dalam hal ini sangat penting, mengingat informasi desa tidak bisa diserap oleh seluruh lapisan masyarakat desa. Namun dalam Diskusi Integrasi ADBMI dengan 5 desa program bersama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Lombok Timur yang diwakilkan oleh Mustafa selaku staff, tentang SID yang diadakan di RM. Ilham tadi pagi (14/07), masing-masing desa menyatakan bahwa hal ini terjadi karena tidak adanya sumber daya dan dana operasional yang jelas untuk pengembangan SID.

Hal ini juga disebutkan oleh Kepala Desa Ketapang Raya yang datang hadir sebagai salah satu peserta pada kegiatan diskusi. Beliau menyatakan permasalahan SID ini tidak hanya pada sumber dayanya namun juga pada dana operasionalnya. Dengan tidak adanya dana operasional maka sangat sulit untuk menemukan sukarelawan untuk dijadikan sebagai operator SID.

“Yang menjadi persoalan ialah dana atau isentif bagi operator SID kita ambilkan dari mana?” cetus Sayid Zulkifli selaku Kepala Desa Ketapang Raya di RM. Ilham, Rabu (14/07).

Sayid Zulkifli Pada Kegiatan Diskusi Integrasi Program ADBMI Dengan SID Lombok Timur

Photo : Sayid Zulkifli (Kades Ketapang Raya) Pada Kegiatan Diskusi Integrasi Program ADBMI Dengan SID Lombok Timur (14/07)


Tidak hanya itu, SID ini bukan satu-satunya aplikasi yang digunakan pemerintah desa dalam upaya memberikan informasi kepada masyarakatnya. Ada beberapa aplikasi-aplikasi lainnya, dan pemerintah desa merasa dengan adanya aplikasi-aplikasi lain dapat memperlambat pengembangan SID itu sendiri.

“Kepala Desa seharusnya menolak program-program/aplikasi-aplikasi dari luar ketika SID ini sudah ada” tambah Kepala Desa Ketapang Raya (14/07).

Kesiapan dari desa yang rata-rata sudah menerapkan SID juga dirasa sangat kurang, salah satu faktornya adalah gagap teknologi. Beberapa perwakilan pemerintah desa yang hadir pada diskusi tersebut belum mengaktifkan SID secara publik/umum, bahkan ada yang belum membayar hosting dan domain.

Kegiatan Diskusi Integrasi Program ADBMI Dengan SID Lombok Timur

Photo : Lalu Muhammad Juniawan Dalam Kegiatan Diskusi Integrasi Program ADBMI Dengan SID Lombok Timur (14/07)


“SID-nya sudah ada namun belum bisa diaktifkan karena belum bayar hosting dan domain” terang Lalu Muhammad Juniawan perwakilan pemerintah Desa Suradadi

ADBMI sangat menyayangkan jika SID tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal. Pasalnya SID merupakan Big Data desa, dimana sumber informasi mengenai desa bernaung. Mulai dari informasi dana desa, program desa, dan sebagainya seperti yang dijelaskan di atas, bisa diakses melaluinya. Kami sangat menyarankan jika SID harus dikembangkan, banyak keuntungan yang bisa didapatkan oleh pemerintah desa jika saja SID dapat dimanfaatkan sebagaimana semestinya.

1. Masyarakat Desa Ber-Husnudzon Kita sama-sama tahu jika banyak Pemerintah Desa yang bermasalah karena masyarakatnya tidak percaya alagi dengan pemerintah desanya, akibat minimnya Transparansi atau keterbukaan terhadap masyarakatnya sendiri. Alhasil masyarakat geram dan menuduh pemerintah desanya tidak becus melayani masyarkat. Jika SID dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, maka transparansi terhadap masyarakatpun dapat ditempuh. 2. Desa Mampu Bersaing Dalam Digitalisasi Pemerintah Desa kebanyakan didominasi oleh orang-orang yang kemampuan dan keahliannya dalam bidang teknologi sangat minim. Dengan adanya SID, mau tidak mau, bisa tidak bisa harus mau dan bisa, maka diadakannya Bimbingan Teknologi (Bimtek) untuk meningkatkan kapasitas pemerintah desa dalam bidang teknologi atau istilah yang populernya Melek Teknologi. 3. Pemerintah Desa Mendapat Apresiasi Dengan memanfaatkan SID, pemerintah desa akan mendapat banyak sekali apresiasi. Mulai dari masyarakatnya sendiri sampai dengan dinas-dinas yang terkait, bahkan mampu menjadi contoh untuk desa-desa lainnya. 4. Passive Income Dari Website Pendapatan melalui website sudah bukan rahasia lagi, google sudah memberikan fasilitas terkait dengan income. Saat ini yang biasa digunakan adalah Google Adsense. Cara kerja Google Adsense bisa dibaca di sini
0 tampilan0 komentar

Kommentare

Mit 0 von 5 Sternen bewertet.
Noch keine Ratings

Rating hinzufügen
bottom of page