adbmi.org – Sabtu malam (2/5/2020) beberapa anggota LSD Anjani berkumpul disebuah gubug sederhana milik salah satu warga di sana, gubug tersebut digunakan sebagai tempat pelatihan Asistensi Dokumentasi tahap Teknis (tahap II). Rata-rata dari mereka yang hadir masuk kategori usia muda.
Setelah 6 (enam) hari menghabiskan waktu untuk belajar atau bekerja, sabtu malam atau malam minggu menjadi momen yang ditunggu-tunggu hampir semua anak muda. Sabtu malam atau yang identik dikenal dengan malam minggu (Malming) adalah waktu yang tepat untuk bercengkrama dengan kekasih, bermain bersama teman-teman, mencari hiburan, melepas penak setelah lelah dengan aktifitas-aktifitas sebelumnya.
Pemuda/i dominan menghabiskan waktu malam minggu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan menghibur. Tetapi berbeda dengan pemuda/i Desa Anjani yang tergabung dalam LSD Anjani. Mereka meluangkan momen malam minggu mereka untuk belajar, berproses menjadi lebih baik dari sebelumnya. Rela menghabiskan waktu malam minggu mereka untuk hal yang lebih positif dan edukatif.
Para pemuda/i ini bergelut dengan ilmu yang dipandu oleh Fatih Qudus Jaelani (Wartawan Lombok Post) selaku Mentor. Berlatih merangkai kata demi kata, memilih diksi yang tepat untuk bernarasi, hingga menjadi kalimat yang kaya akan informasi. LSD Anjani menjadi LSD pembuka untuk sesi Asistensi Dokumestasi Tahap Teknis (tahap II) ini, dan akan terus berlanjut sampai ke 4 Desa LSD lainnya.
Sabtu malam ini menjadi momen yang tepat untuk mengevaluasi materi yang pernah diberikan pada pertemuan sebelumnya (Asistensi Dokumestasi tahap I). Evaluasi dipenuhi dengan canda dan tawa dalam kritikan sang pemandu mengantarkan mereka ke depan pintu perubahan.
Pemuda sangat berperan penting dalam skema perubahan, Ir. Soekarno pernah berkata dalam pidatonya “Beri aku seribu orangtua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia”.
Comentarios