top of page

Meskipun Harga Tak Lagi Setara Emas, Cengkeh Masih Menjadi Penggerak Ekonomi Masyarakat

Cengkeh atau cengkih merupakan salah satu komoditas asli dari Indonesia, tepatnya dari Maluku. Pada abad pertengahan, cengkeh pernah memiliki harga yang setara dengan 7 gr emas perkilonya di masa itu.
Karena harga yang terbilang cukup tinggi, Bangsa Eropa berbondong-bondong datang ke wilayah timur dunia untuk mencari cengkeh, namun niat awalnya mereka untuk mencari cengkeh berubah menjadi sesuatu yang kita sebut dengan merampas dan menjajah wilayah penghasil cengkih tersebut. Seperti yang dilakukan VoC dan Belanda menurut sejarah Indonesia.

Meskipun kini harganya sudah tidak lagi setara dengan emas, namun cengkeh masih tetap menjadi primadona dan penggerak ekonomi masyarakat yang bermukim di area daratan tinggi.

Meskipun Harga Tak Lagi Setara Emas, Cengkeh Masih Menjadi Penggerak Ekonomi Masyarakat
Huriah salah satu petani cengkeh desa Tetebatu Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur

adbmi.org - Huriah salah satu perempuan petani cengkeh di desa Tetebatu. Keluarganya memiliki puluhan pohon cengkeh yang menjadi salah satu sumber penghasilan baginya.


Cengkeh bagi Huriah dan masyarakat Tetebatu secara umum adalah penggerak ekonomi. Meskipun tak lagi setara dengan harga emas. Cengkeh tetap menjadi primadona.


Desa Tetebatu Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu desa yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Rinjani. Berada di Jalur kaki gunung Rinjani, Desa Tetebatu menjadi salah satu penghasil cengkih terbesar di kabupaten Lombok Timur.


Setiap rumah - rumah warga ditumbuhi tanaman yang konon katanya "biang kerok penjajahan Belanda" itu. Bahkan satu kepala keluarga pasti memiliki cengkeh, baik yang tumbuh di area pekarangan rumah ataupun di perkebunan. Tak terkecuali Huriah.


Huriah sendiri merupakan keluarga dari mantan pekerja migran Indonesia. Sang suami sudah berkali-kali merantau ke Malaysia menjadi PMI.


Karena pengalamannya ditinggal merantau itu, ia menjadi perempuan yang tangguh. Ia termasuk satu dari sedikitnya perempuan desa Tetebatu yang berani memanjat pohon memetik bunga cengkeh. Lalu di jualnya.



Meskipun Harga Tak Lagi Setara Emas, Cengkeh Masih Menjadi Penggerak Ekonomi Masyarakat
Foto: Cengkeh yangsedangdi jemur (Firman Siddik)

Indonesia Penghasil Cengkeh Terbesar Di Dunia


Cengkeh atau cengkih (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman purba khas Nusantara. Manfaat dari bunga cengkeh sangat beragam, mulai dari kesehatan, penyedap makanan sampai dengan campuran rokok kretek khas Indonesia.


Menurut data Food Agriculturan Organization (FAO), pada tahun 2020 - 2021, Indonesia menempati peringkat pertama secara global sebagai penghasil cengkih terbesar di dunia.


Total 136,226 juta ton cengkeh yang di hasilkan. Ini setara dengan 73,01% produksi cengkeh dunia. Selajutnya di susul Madagaskar dan Tanzania.


Di Indonesia sendiri, cengkeh lebih banyak digunakan sebagai campuran dari rokok kretek.



Meskipun Harga Tak Lagi Setara Emas, Cengkeh Masih Menjadi Penggerak Ekonomi Masyarakat
Foto Istimewa: Huriah saat memetik bunga cengkeh

Kehidupan Petani Cengkeh Desa Tetebatu


Huriah sendiri termasuk petani dan juga buruh petik cengkeh. Pekerjaan itu ia lakoni untuk menghidupi keluarganya. Sementara sang suami bekerja sebagai buruh serabutan.


Harga cengkeh basah diperkirakan mencapai 25 ribu/kilogram. Itu relatif harga yang mahal bagi Huriah. Sementara untuk cengkeh kering harganya berkisar dari 90 - 125 ribu perkilogramnya.


"Tapi sekarang harganya hanya 80 ribu. Banyak yang panen," terang Huriah kepada penulis.


Dalam satu pohon, Huriah hanya bisa panen sekali setahun. Jumlahnya pun tergantung dari usia dan juga banyaknya bunga cengkeh.


"Kadang banyak, kadang pula sedikit," terang Huriah sembari menunjukkan hasil petikannya.

Tak jarang, Huriah juga menjadi buruh petik cengkeh. Ia bisa memanjat pohon cengkeh sampai ketinggian belasan meter. Upahnya pun standar. Hanya 5 ribu perkilogramnya.


Banyak dari anak - anak muda di desa tersebut kini beralih profesi menjadi tour guide karena upah petik cengkeh yang relatif sangat murah. Dari hanya membawa tamu, mereka bisa mengantongi jutaan rupiah.

Meskipun Harga Tak Lagi Setara Emas, Cengkeh Masih Menjadi Penggerak Ekonomi Masyarakat
Foto: Cengkeh segar yang baru saja dipetik dari pohonnya (Firman Siddik)

62 tampilan0 komentar

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page