top of page

Meraba Modal Usaha Keluarga Pekerja Migran Indonesia

Adbmi.org – Salah satu hadist mengungkapkan bahwa, “99% rezeki berasal dari berusaha.” Hadist ini memang jarang sekali kita dengarkan dan jarang di sampaikan dalam mimbar masjid, maupun acara keagamaan lainnya.

Namun jika kita mengacu pada sejarah panjang Rasulullah Saw, beliau merupakan sala satu pedagang ulung sejak usia belia. Bahkan ketika berumur belasan tahun sudah memiliki usaha sendiri dan mampu mempekerjakan masyarakat. Tentu ini menjadi alasan utama umat manusia terutama umat Islam untuk berwirausaha.

Rasulullah Saw selain berjualan dan menyebarkan agama Islam, beliau juga merupakan seorang perantau. Ia tidak tinggal diam. Ia bahkan berjalan berjualan dan bermigrasi secara nomaden, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Sayangnya, migran kali ini acap kali dianggap remeh. Hanya karena ekonomi mereka rendah, pendidikan mereka terputus yang kerap kali membuat mereka selalu dipandang sebelah mata. Sehingga muncullah pandangan yang sinis masyarakat kepada pekerja migran.

Ekonomi para keluarga PMI juga cenderung sangat lemah, bahkan berada di ambang batas. Ini karena pengelolaan keuangan yang masih belum baik. Ditambah lagi dengan sumber pemasukan yang hanya mengandalkan uang gaji kiriman keluarga yang datang sekali masa.

Kenapa Tidak Berwirausaha ???, Modal Yang Kurang !!

Photo Istimewa : peserta pelatihan manejemen keuangan rumah tangga dan usaha mikro// Meraba Modal Usaha Keluarga Pekerja Migran Indonesia

Photo Istimewa : peserta pelatihan manejemen keuangan rumah tangga dan usaha mikro// Meraba Modal Usaha Keluarga Pekerja Migran Indonesia


“Terlahir dari keluarga miskin, itu bukan kesalahan anda. Namun mati dalam keadaan miskin, itu mutlak kesalahan anda,” tegas Rijal Lukmanul Hakim saat menyampaikan materi rencana bisnis kepada keluarga pekerja migran Indonesia di desa Pringgasela Timur, Sabtu,12/11/2022.

Materi rencana bisnis ini di sampaikan pada saat pengisi pelatihan manejemen keuangan rumah tangga dan usaha mikro di desa Pringgasela Timur. Ia juga merupakan pengurus Lembaga Sosial Desa Pringgasela Timur.

Di depan para peserta, Rijal Lukmanul Hakim menanyakan kenapa tidak berwirausaha. Padahal Rasulullah Saw juga pengusaha yang ulung.

Shifa Harianti, salah satu peserta pelatihan mengungkapkan bahwa kendala dalam berwirausaha adalah kurangnya modal.

“Modal selalu menjadi kendala dalam berwirausaha,” terang Shifa Harianti salah satu anak dari mantan PMI di desa Pringgasela Timur.


Photo Istimewa : peserta pelatihan manejemen keuangan rumah tangga dan usaha mikro// Meraba Modal Usaha Keluarga Pekerja Migran Indonesia

Photo Istimewa : peserta pelatihan manejemen keuangan rumah tangga dan usaha mikro// Meraba Modal Usaha Keluarga Pekerja Migran Indonesia.  Memang, modal selalu menjadi kendala masyarakat dalam berwirausaha, terlebih keluarga pekerja migran yang hanya mengandalkan uang kiriman tanpa bisa membaca sumber modal lainnya.

Pemetaan sumber modal dalam berwirausaha sangat penting sekali. Namun ada yang lebih penting, yaitu rencana usaha yang akan di jalankan.

Bagaimana supaya para pelaku usaha pemula bisa membaca peluang, memetakan perencanaan usaha dengan cara analisis yang mendalam. Selain itu juga, ada rencana pemasaran yang harus dimaksimalkan sehingga usaha bisa berjalan dengan baik.

Dalam pembahasan sumber modal, Rijal Lukmanul Hakim menyampaikan bahwa sumber modal bisa kita baca.

“Mulai dari tabungan/simpanan pribadi, uang kiriman dari keluarga yang ada di rantauan, aset pribadi, investor dan meminjam, ” terang

Sumber – sumber modal ini bisa dimaksimalkan oleh para pelaku usaha pemula sehingga bisa merencanakan usaha kedepannya.

0 tampilan0 komentar

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page