top of page

Menjadi Pekerja Migran Sejak Usia Belia, Cerita Salman Warga Desa Pringgasela Timur

adbmi.org Menjadi seorang pekerja migran (PMI) dari usia yang masih terbilang belia, Salman tidak punya jalan lain selain menempuh jalan yang ia yakini sebagai jalan keluar dari permasalahan keluarganya.

Siang itu udara panas sangat menyengat. Debu – debu jalanan beterbangan menutupi penglihatan dan menyerang indra penciuman. Maklum, jalan pedesaan dipenuhi sisa – sisa pasir yang jatuh saat di bawa melintas oleh truk pembawa pasir hasil tambang galian C di desa Pringgasela Timur. Terlihat pula debu itu perlahan menempel pada bunga – bunga dan daun – duan pohon pinggir jalan.

Dari kejauhan terlihat seorang laki – laki masuk ke kantor desa dengan menenteng map warna pink, ia mencoba masuk ke kantor desa Pringgasela Timur.

Menggunakan sandal jepit dan kaos oblong, ia sedikit malu – malu. Perlahan namun pasti, ia menengok ke kanan dan ke kiri memastikan ada petugas yang berjaga. Selepas itu, dengan nada yang sedikit malu – malu ia mengucap salam pada petugas desa yang ada di kantor. Salamnya pun disambut oleh petugas desa. Termasuk pak sekdes yang juga masih ada di kantor dan beberapa kepala wilayah yang ada di dalamnya.

Menjadi Pekerja Migran Sejak Usia Belia, Cerita Salman Warga Desa Pringgasela Timur

Photo : Salman saat mengurus surat izin keluarga di kantor desa Pringgasela Timur (12/5/2022).


Terlihat pula ia sedikit gemetar, dengan nada bicara yang mulai di rendahkan ia mulai mengutarakan tujuan kedatangannya. “saya kesini ingin membuat surat…..” ucap lelaki yang akrabnya di sapa Salman tersebut (12/5/2022).

Belum saja ia menuntaskan tujuan dan maksud kedatangannya, salah seorang staf desa langsung memotong pembicaraannya. Dengan nada yang sedikit bercanda, ia menimpal.

“pasti ini ingin membuat surat izin keluarga untuk berangkat ke luar negeri??,” ucap staf yang akrabnya di sapa Anto Sudihari.

Terlihat, salman malu – malu ingin mengatakan iya pada petugas yang berjaga. Namun apalah daya, tujuan dan keinginannya ke kantor desa sudah terbaca. Maklum, Salman sudah tujuh kali berangkat ke Malaysia untuk menjadi pekerja migrant.

Photo : Pemerintah desa Pringgasela Timur kecamatan Pringgasela kabupaten Lombok Timur.


—- Salman adalah salah satu warga Dusun Timuq Belimbing desa Pringgasela Timur kecamatan Pringgasela kabupaten Lombok Timur. Ia adalah satu dari sekian banyaknya warga desa yang memilih merantau untuk mencari biaya dan kebutuhan hidup diri dan keluarga.

Meski sudah tujuh kali ke Malaysia, Salman tetap tak ada perubahan yang signifikan dari sisi ekonomi. Ia tetap menjadi buruh serabutan dan sesekali menjadi sopir truk jika diminta mengangkut pasir dan bahan lainnya.

Memiliki dua orang anak membuat ia merasa harus memperbaiki taraf hidup. Terlebih untuk memberikan biaya pendidikan bagi kedua anaknya sampai saat ini.

Memiliki pengalaman menjadi pekerja migrant sejak berumur 14 tahun tak serta merta membuat taraf hidupnya membaik. Apalagi sempat beberapa kali menjadi PMI non prosedural, maka ketika ada permasalahan yang dialami di negara penempatan, tidak ada perlindungan yang kuat yang didapatkan. Bahkan usia 14 tahun merupakan usia yang sangat belia. Disaat anak – anak yang lain menjalani pendidikan dan menghabiskan masa bermain masa kanak – kanak, Salman sudah mencoba peruntungan menjadi pekerja migrant sektor perkebunan.

Kini, diusia yang sudah tidak lagi muda, 36 tahun ia ingin mencoba menjajal Taiwan dengan status pekerja migrant. Sudah ada tekong yang menawarkan pemberangkatan dengan sistem potong gaji. Jika ditotalkan, biaya pemberangkatannya untuk sampai ke Taiwan berjumlah 70an juta.

“tapi sistem potong gaji, jadi saya kasih uang muka 40 juta dulu sebagai jaminan,” ucapnya kepada petugas desa.

Ia memilih perusahaan penempatan pekerja migrant Indonesia (P3MI) atas nama PT Putri Samawa. PT. Putri Samawa adalah salah satu perusahaan yang memiliki job order ke Taiwan. Perlu di garis bawahi bahwa tidak semua PT memiliki job order ke semua negara. Inilah yang menjadi kendala di masyarakat. Alhasil, karena ketidaktahuan calon PMI, akhirnya mereka menjadi salah satu calon PMI yang diberangkatkan dengan cara di titip dan dengan biaya yang besar. Itu adalah salah satu permasalahan yang dialami oleh calon pekerja migrant Indonesia. —— Dengan muka yang menampakkan rasa senang karena surat sudah jadi, Salman tak lupa mengucapkan terimakasih. Tak lupa pula ia mengucapkan terimakasih atas petuah yang d dapatkan dari pemerintah desa supaya ia bisa menjadi pekerja migrant yang sukses.

“ insya Allah petuah ini akan saya pegang. Saya ingin menjadi migrant yang sukses dikemudian hari supaya tidak sering meninggalkan keluarga ke luar negeri.

0 tampilan0 komentar

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page