top of page

Melawan Kemiskinan Dengan Kemandirian Finansial

Melawan Kemiskinan Dengan Kemandirian Finansial 

adbmi.org – Kita tentu masih ingat dengan pidato presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu. Dalam pidato tersebut, sang presiden mengungkapkan bahwasanya keadaan ekonomi dunia tahun 2023 akan *gelap*. Tentu itu tidak secara langsung diungkapkan tanpa data.

Gelapnya ekonomi global tahun 2023 mendatang dilatarbelakangi dengan banyak faktor, mulai dari covid 19 sampai dengan melesatnya kemajuan teknologi yang membuat perusahaan besar beralih ke tenaga robot dan mengurangi tenaga manusia.

Adanya revolusi industri membuat Artificial Intelligence (Al) dan juga robot akan menggantikan banyak dari pekerjaan manusia. Jika hal ini terjadi, maka akan banyak pekerja yang berpotensi dirumahkan dan menjadi pengangguran sehingga resesi tidak dapat dihindarkan.

Melawan Kemiskinan Dengan Kemandirian Finansial

Photo Istimewa : Pelatihan manejemen keuangan rumah tangga dan usaha mikro bagi keluarga PMI di desa Wanasaba.


Lantas siapa yang paling berdampak????

Tentu yang paling berdampak dalam situasi ini adalah lapisan yang paling rentan. Lapisan yang paling rentan untuk dirumahkan adalah butuh pabrik sampai dengan pekerja migran kita yang mencari penghidupan diluar negeri. Sedangkan mereka menjadi salah satu sumber pemasukan keluarga yang paling pokok.

Sementara, Pekerja Migran Indonesia yang bekerja di luar negeri menurut data BP2MI tahun 2021 berkisar 3,2 juta jiwa. Mereka menjadi tulang punggung keluarga, mereka menjadi nyala api kompor dapur keluarga.

Tak heran, akan banyaknya pengangguran jika lapangan pekerjaan saat ini diisi oleh robot – robot yang dibuat oleh manusia untuk memudahkan pekerjaan mereka. Ini juga akan berdampak terhadap daya beli masyarakat secara keseluruhan. Sehingga inflasi dan bahkan bisa saja krisis moneter tahun 1998 terulang kembali.

Pelatihan manejemen keuangan rumah tangga dan usaha mikro bagi keluarga PMI di desa Wanasaba.

Photo Istimewa : Pelatihan manejemen keuangan rumah tangga dan usaha mikro bagi keluarga PMI di desa Wanasaba.


Berwirausaha Adalah Jalan Ninjaku 

Menjadi manusia yang berdiri di atas kaki sendiri memang sangat sulit. Berdikari kerap diartikan sebagai sesuatu yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh para keluarga pekerja migran kita. Pasalnya jarang sekali para pekerja migran kita yang pulang dan tidak memilih untuk kembali lagi.

Menjadi manusia yang berwirausaha tentu membutuhkan banyak modal, namun bukan berarti uang. Bisa saja ide, jejaring, pengetahuan tentang harga pasar sampai dengan tehnik marketing yang bagus.

Melihat permasalahan ini serta ancaman resesi tahun 2023, yayasan Advokasi Buruh Migran Indonesia serta AWO Internasional melakukan pelatihan manejemen keuangan rumah tangga kepada keluarga pekerja migran. Selain itu juga, mereka didorong untuk membuat dan mengembangkan usahanya. Sehingga kemandirian finansial bisa kita dapatkan.

Salah satu peserta pelatihan yang didampingi oleh LSD Wanasaba, Baiq Quratul Aini merasakan sangat terbantu dengan pelatihan – pelatihan seperti ini.

“Kami dibimbing untuk mengatur keuangan rumah tangga dan juga membuat ide usaha, bagi yang sudah berusaha tinggal bagaimana pengembangannya,” terang Baiq Quratul Aini yang berasal dari desa Wanasaba tersebut.

Pelatihan ini dimulai sejak tanggal 20 Oktober 2022 dan akan berlangsung beberapa hari kedepannya.

Selain itu, ADBMI dan AWO Internasional juga menyasar beberapa desa di kabupaten Lombok Timur. Hal ini guna untuk meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga pekerja migran. Sehingga tahun 2023, finansial keluarga PMI setidaknya bisa bertahan dengan baik.

0 tampilan0 komentar

Kommentare

Mit 0 von 5 Sternen bewertet.
Noch keine Ratings

Rating hinzufügen
bottom of page