top of page

Mantan PMI Perempuan Yang Bertahan Hidup Dengan Berjualan Ikan Secara Online

adbmi.org Saibah, seorang mantan PMI yang bertahan hidup dengan berjualan ikan segar secara online. Mentari terlihat indah dari bibit pantai Kuta Mandalika. Warna jingga yang menyapa bibir pantai Kuta membuat keindahan alam yang tiada terkira. Perahu sampan para nelayan berjejer di pinggir pantai bak kumpulan mobil mewah masyarakat pusat kota. Warnanya pun tak satu, warna – warni khas masyarakat pesisir.

Dari bibir pantai Kuta Mandalika, terlihat para nelayan yang baru saja pulang dari menangkap ikan. Ada yang mendapatkan banyak jarahan. Ada pula yang pulang dengan tangan hampa. Semuanya merupakan hasil dari alam Mandalika – Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat.

Pagi itu suasana pantai sama seperti biasanya. Para penduduk kampung Nelayan di Kuta Mandalika berjejeran menunggu hasil tangkapan nelayan yang sudah dipesannya. Ada yang berebutan untuk mendapatkan lebih banyak, ini supaya barang dagangannya lebih banyak untuk di jual.

Ada yang membawa bak besar, ada pula yang hanya membawa keresek plastik.

Masyarakat yang membawa bak biasanya merupakan pedagang atau biasanya di sebut pengepul ikan. Sedangkan yang membawa kresek biasanya masyarakat terdekat yang bukan nelayan dan ingin menjadikan ikan sebagai santapan sarapan keluarga di pagi hari.

Ketenaran indahnya pantai Kuta Mandalika sudah tidak bisa diragukan lagi. Bahkan geliat pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang semakin dikebut. Wajar, daerah ini di nobatkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika oleh pemerintah Indonesia beberapa tahun silam.

Meskipun begitu, adanya geliat pembangunan di kawasan Mandalika masih belum bisa dirasakan masyarakat banyak. Mereka tetap dengan rutinitasnya masing – masing, menjadi nelayan dan pedagang hasil laut Mandalika. Jika ada proyek pembangunan infrastruktur, mereka menjadi buruh di tanah sendiri.

Photo Istimewa: Saebah seusai membeli ikan dari para nelayan// Sang Pencari Hasil Laut Mandalika

Photo Istimewa: Saebah seusai membeli ikan dari para nelayan// Mantan PMI Perempuan Yang Bertahan Hidup Dengan Berjualan Ikan Secara Online


Mantan PMI Perempuan Yang Bertahan Hidup Dengan Berjualan Ikan Secara Online

Saebah merasa senang, ia bisa mendapatkan beberapa kilo ikan pagi ini. Tak banyak yang bisa ia jual, karena beberapa Minggu belakangan ini hasil tangkapan nelayan sedikit berkurang.

Hasil menunggu di pinggir pantai Kuta kali ini tak sia – sia. Ia hanya dapat 3 kilo. Satu kilo untuk lauk pauk dan sisanya untuk di jual lewat online.

Saebah sendiri merupakan masyarakat kampung Nelayan Kuta Mandalika. Kesehariannya berjualan ikan melalui jejaring sosial. Ia menggeluti profesi sebagai pengepul ikan sudah hampir dua tahun. Namun jika dilihat dari keluarganya, meraka rata – rata menjadi pengepul ikan sudah sejak lama.

Profesi menjadi pengepul ini ia jalani karena masa pandemi tempat kerjanya di tutup. Ekonomi sulit, namun kebutuhan semakin mendesak. Akhirnya ia memilih menjadi pengepul ikan secara online karena masyarakat diminta untuk tidak berkerumun guna memutus mata rantai covid 19.

“Saya sekarang bisa mendapatkan sampai 1 juta dalam sehari jika hasil tangkapan banyak. Bahkan bisa lebih dari itu,” terang Saebah yang merupakan mantan pekerja migran Arab Saudi dan Singapura tersebut.

Photo Istimewa: Saebah beserta para pengepul lainnya berebutan ikan hasil tangkapan nelayan//Mantan PMI Perempuan Yang Bertahan Hidup Dengan Berjualan Ikan Secara Online

Photo Istimewa: Saebah beserta para pengepul lainnya berebutan ikan hasil tangkapan nelayan//Mantan PMI Perempuan Yang Bertahan Hidup Dengan Berjualan Ikan Secara Online


Dari hasil jualannya ini, ia bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Mulai dari kebutuhan dapur, kamar mandi sampai dengan kebutuhan sekolah anaknya yang berjumlah tiga orang.

Saebah juga menuturkan harga ikan di Kuta Mandalika terbilang mahal, bahkan lebih mahal dari harga ikan di pasar Sengkol. Pasar yang bisa ditempuh sekitar 10 – 15 menit dari desa Kuta Mandalika.

Harga ikan di pasar Sengkol terbilang murah karena diambil dari kabupaten Lombok Timur, terutama di kecamatan Jerowaru. Daerah yang terkenal dengan hasil lautnya yang melimpah ruah.

Selain itu, alasan harga ikan di Kuta terbilang mahal karena langsung di jual setelah ditangkap oleh para nelayan. Para nelayan langsung di tunggu oleh para pengepul ikan yang berjejeran di pinggir pantai.

“Makanya saya sejak dulu berkeinginan untuk membeli Freezer box untuk menampung ikan yang ditangkap para nelayan,” terang perempuan berusia 36 tahun tersebut.

Saebah termasuk penerima manfaat program konsorsium yayasan Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI) dan Lembaga Generasi Bintang Sejahtera (LGBS) yang di dukung oleh SIAP SIAGA. Ia adalah satu dari ratusan penerima manfaat program yang menyasar desa Kuta, Sengkol dan Tanak Awu kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.

Photo Istimewa: Saebah saat memasukkan ikan ke dalam freezer box yang baru di beli// Sang Pencari Hasil Laut Mandalika

Photo Istimewa: Saebah saat memasukkan ikan ke dalam freezer box yang baru di beli// Mantan PMI Perempuan Yang Bertahan Hidup Dengan Berjualan Ikan Secara Online


Freezer Box Impian Saebah

Sesampainya di rumah, Saebah langsung memasukkan ikan yang di beli dari para nelayan. Sembari menunggu para pembeli untuk memesan, ia memilih menempatkan ikan – ikan tersebut di freezer box guna mempertahankan kwalitasnya.

Freezer box ini sendiri baru di beli, baru beberapa bulan lamanya. Padahal niatan untuk membeli Freezer box sudah lama ia impikan namun baru saja terwujud.

Freezer box ini di beli dari hasil tabungannya selama ini, sisanya dari hasil bantuan program SIAP SIAGA yang diterima secara langsung. Bantuan ini menyasar para mantan pekerja migran, keluarga pekerja dan juga masyarakat secara umum.

“Syukurnya saya juga dapat,” terang Saebah sembari membuka freezer box impiannya.

Selain mendapatkan bantuan, sebelumnya Saebah beserta ratusan penerima manfaat juga mendapatkan pelatihan di Kantor Desa Kuta Mandalika.

Berbagai pelatihan ia ikuti selama menjadi calon penerima manfaat program SIAP SIAGA. Mulai dari rencana bisnis, pengelolaan keuangan rumah tangga sampai dengan packaging untuk mempertahankan kwalitas produk. Selain itu juga mereka diajarkan pemasaran produk.

Dengan adanya freezer box ini, ia tidak perlu khawatir lagi jika jualannya tak habis karena bisa ia masukkan ke dalam freezer box.

0 tampilan0 komentar

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page