top of page

Kronologi Pemberangkatan TKW di Bawah Umur

Apa yang menimpa Masida Yuaini (17 tahun), Salah seorang TKW asal Repok Asem, Montong Tebolak Desa Lepak sangatlah menyedihkan, dia diberangkatkan di bawah umur, sampai saat ini Masida Yuaini masih dalam penampungan di Jakarta. Hal inilah yang membuat orang tua Masida Yuaini berkeinginan, supaya anaknya dipulangkan, dan meminta bantuan pada Yayasan Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI) Lombok Timur untuk difasilitasi bertemu dengan pihak Disnaker Lombok Timur dan PT. MANGUN JAYA PERKASA (PJTKI) yang merekrut Masida Yuaini.

KRONOLOGI KASUS

Pada tanggal 3 Maret 2006, Ida bertemu dengan ibu tirinya untuk mengutarakan keinginannya pergi ke luar negeri untuk membantu mencari kerja, guna meringankan beban orang tuanya, tetapi niat yang tulus itu justru mendapat reaksi keras dari sang ibu tiri yang kemudian berlanjut menjadi sebuah pertengkaran.

Kemudian pada tanggal 7 Maret 2006, Ida bersama teman-temannya pergi kemah ke Rambang dalam acara Jambore Ranting Lotim kemudian di sana Ida bertemu dengan seorang laki-laki bernama Sapar dari Labuhan Haji, dalam pertemuan singkat itu terjadi dialog dan kesepakatan bahwa Sapar mau membantu Ida memenuhi keinginannya untuk menjadi calon TKW dengan tujuan ke Malaysia Barat, tanpa sepengetahuan keluarga, Ida mulai mengurus semuanya dari kelengkapan menjadi seorang TKW dan hal inilah yang membuat Ida semakin berhasrat.

Pada tanggal 9 Maret 2006, Ida secara diam-diam berangkat ke Jakarta melalui darat. Kasus ini mulai terungkap setelah 3 hari Masida Yuaini tidak pulang ke rumahnya. Hal ini yang membuat orang tuanya panik sehingga mencari anaknya Musti orang tua Masida Yuaini mendengar hal tersebut sangat terpukul sehingga orang tuanya ingin supaya anaknya segera dipulangkan untuk itu meminta bantuan pada ADBMI melalui Lembaga Sosial Desa yang peduli terhadap buruh migran. Setelah 2 bulan lamanya di penampungan hingga kronologi kasus ini dibuat korban masih di Jakarta sehingga hal ini yang mengkhawatirkan orang tuanya setelah Ida menelepon untuk meminta uang belanja sebesar Rp.150.000,- kepada orang tuanya, tapi orang tuanya meminta untuk berbicara langsung kepada Direktur PT Mangun Jaya Perkasa, menanyakan bagaimana keadaan anaknya dan apakah bisa untuk dipulangkan atau tidak, karena ternyata anaknya sendiri minta untuk dipulangkan karena tidak betah selama berada di sana, sehingga dia minta untuk dipulangkan.

Pada tanggal 12 Juni 2006, Musti orang tua dari Masida Yuaini datang kerumah salah seorang LSD yang bernama Sukmawati untuk meminta bantuan agar anaknya bisa dipulangkan. Dari orang tua Ida ini juga didapatkan alamat PT. MANGUN JAYA PERKASA yakni di JLN. HASAN NO. 36 RT 02/RW 09, KEL. PASAR REBO, CIJANTUNG, JAKARTA TIMUR. Dari keterangan orang tuanya yang sangat mengharapkan kepulangan anaknya karena anak ini ternyata masih berstatus sebagi pelajar di Madrasah Aliyah Lepak Kelas I, dia tidak mau nasib anaknya terkatung-katung di sana tanpa sesuatu hal yang jelas.

Pada hari Kamis, tanggal 22 Juni 2006, kembali Musti orang tua dari Ida datang ke rumah Sukmawati untuk menanyakan mengenai masalah pemulangan anaknya itu, apakah sudah ada titik terangnya atau belum, karena dalam menangani masalah ini ADBMI selaku lembaga yang mengurus masalah buruh migran juga tidak bisa berbuat banyak maka akan meminta bantuan pada SBMI (Solidaritas Buruh Migran Indonesia) yang ada di Jakarta yaitu kepada Pak Miftah untuk bisa mencarikan jalan keluar, berhubung alamat PJTKI-nya juga beralamat di Jakarta sehingga lebih mempermudah penanganannya di sana.

Selanjutnya Musti orang tua dari Ida ini berharap supaya anknya bisa cepat pulang karena berhubung anaknya masih berstatus sebagai pelajar kelas I di Madrasah Aliyah Lepak, sebagai orang tua dia tidak pernah mengharapkan anaknya untuk menjadi TKW karena sebagai orang tua saya masih sanggup untuk membiayainya sekolahnya kata Musti. Hal ini beliau ungkapkan karena sangat terpukul dengan kepergian Ida, memang setelah dia menikah lagi dan Ida punya ibu tiri maka Ida memilih untuk tinggal bersama neneknya yaitu ibu dari ibunya yang ada di Desa Lepak. Masih menurut penuturan Musti orang tua dari Ida, kalau memang neneknya sudah tidak sanggup untuk kasi makan maka saya masih sanggup, tanpa harus mengirim anak saya menjadi TKW begitu ungkapnya, Musti berkata seperti itu karena ternyata neneknya sendiri tahu kalau cucunya pergi menjadi TKW tanpa sepengetahuan ayahnya sendiri. Musti curiga karena ternyata neneknya sendiri seolah-olah tak tahu-menahu tentang kejadian itu, padahal dia sendiri tahu, Musti berharap anaknya cepat pulang dan bisa untuk melanjutkan sekolah lagi katanya.

0 tampilan0 komentar

Comentarios

Obtuvo 0 de 5 estrellas.
Aún no hay calificaciones

Agrega una calificación
bottom of page