Gaji TKI Dipakai Foya-Foya? Ibu Rumah Tangga Ini Buktikan Bisa Bikin Usaha dari Nol
- ilham firdaus
- 12 menit yang lalu
- 2 menit membaca

Lombok Timur – Sebuah kisah inspiratif datang dari Nanik Rahayu, seorang ibu rumah tangga asal Desa Jerowaru, Lombok Timur, yang berhasil mengubah limbah kulit pisang menjadi camilan renyah bernilai jual tinggi. Melalui inovasi sederhana, Nanik berhasil membangun usaha yang kini berkembang pesat, namun kisah ini juga menyentuh tema penting terkait kontribusi pekerja migran Indonesia terhadap pemberdayaan ekonomi keluarga.
Ibu Nanik, yang menjalani peran sebagai ibu rumah tangga, memulai bisnisnya dengan mengolah kulit pisang yang biasa dibuang menjadi kerupuk yang gurih dan renyah. Berawal dari keinginan untuk membantu perekonomian keluarga, ia mencoba berbagai percobaan hingga menemukan cara terbaik mengeringkan kulit pisang dan mengolahnya menjadi camilan yang disukai banyak orang. Dalam sehari, Ibu Nanik mampu memproduksi hingga 8 kilogram kerupuk, tetapi proses produksinya masih bergantung pada cuaca—terutama cuaca terik untuk mempercepat pengeringan.

Namun, yang menarik adalah hubungan tak langsung antara usaha Ibu Nanik dan kontribusi pekerja migran Indonesia. Seperti banyak keluarga di pedesaan Indonesia, kehidupan Ibu Nanik turut terpengaruh oleh kepergian anggota keluarga yang bekerja sebagai pekerja migran di luar negeri. Banyak di antara mereka yang berjuang keras di luar negeri untuk mengirimkan penghasilan demi kesejahteraan keluarga. Pendapatan tersebut sering kali digunakan untuk mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) seperti yang dijalani oleh Nanik.
"Saya tahu banyak keluarga di desa ini yang bergantung pada kiriman uang dari anak atau suami yang bekerja di luar negeri. Itu membantu ekonomi rumah tangga, dan dari situ banyak yang mulai berusaha mengembangkan usaha sendiri," ujar Nanik.
Dengan penghasilan tambahan dari usaha kerupuk kulit pisang, Nanik kini dapat lebih mandiri secara finansial, meskipun ketergantungan pada cuaca tetap menjadi tantangan. Ke depannya, ia berharap bisa memperluas usaha dengan bantuan alat pengering mandiri, yang tentu saja membutuhkan dukungan lebih, baik dari pemerintah maupun dari penghasilan yang terus berkembang.
Melalui kisah Ibu Nanik, kita bisa melihat peran penting pekerja migran dalam memajukan ekonomi keluarga dan mendorong kreativitas wirausaha di tingkat lokal. Meskipun ada tantangan, seperti ketergantungan pada cuaca, usaha kecil seperti ini dapat menjadi contoh bahwa pemberdayaan ekonomi tidak hanya datang dari luar negeri, tetapi juga dari dalam negeri melalui semangat kerja keras dan inovasi.
Comments