Bisnis yang Responsif Gender – NGIBING BARENG DI MANDALIKA
- ADBMI Foundation
- 7 Jan 2023
- 1 menit membaca
adbmi.org – Nama Mandalika berasal dari nama seorang puteri yang terdapat dalam legenda masyhur suku-bangsa Sasak. Untuk mengenangnya, namanya diabadikan menjadi pantai yang belakangan ini menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) di Pulau Lombok: Pantai Mandalika.
Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 52 Tahun 2014, kawasan seluas 1.250 hektar ini ditetapkan sebagai KEK pariwisata. Untuk mewujudkannya ditindaklanjuti dengan pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung, seperti airport, jalan-jalan, sirkuit balap, resort, dan investasi lainnya.
Ngibing, ada dua terminologi yang digunakan oleh Suku-Bangsa Sasak untuk menyebut menari: Ngibing dan ngegel atau ngigel. Menari yang dilakukan berpasangan, atau ditampilkan bersama-sama. Jadi Ngibing Bareng di Mandalika bisa diartikan juga Menarai Bersama di Mandalika.
Buku ini disarikan dari serangkaian kegiatan yang diselenggarakan Konsorsium ADBMI dan LGBS melalui Program Peningkatan Ketahanan Ekonomi Komunitas Pekerja Migran yang Terdampak Covid-19 di daerah Asal. Download buku ini di .

Buku Ngibing Bareng di Mandalika
Melalui Inkubasi Bisnis yang Responsif Gender di tiga desa dalam kawasan Mandalika: Desa Kuta, Desa Sengkol, dan Desa Tanak Awu. Program yang dilaksanakan selama 9 bulan ini merupakan upaya untuk memastikan semua penerima manfaat memiliki ketahanan ekonomi dalam menghadapi dampak Covid-19, melalui peningkatan kapasitas BUMDES dan komunitas pekerja migran.
Terima kasih kepada Kemitraan Australia-Indonesia untuk Kesiapsiagaan Bencana, Program SIAP SIAGA yang telah mendukung program ini dan menyuguhkan buku rangkuman praktik baik ini di hadapan Anda.
Buku ini bisa diunduh melalui link yang sudah kami berikan di atas. Namun jika link yang sudah di berikan tidak dapat digunakan, bisa scan barcode pada gambar di atas ini.
Comments