Aktivis PMI Minta Menteri Karding Belajar Dari Pengalaman Keberhasilan Lombok Timur
- Firman Siddik
- 14 Des 2024
- 2 menit membaca
Diperbarui: 14 Des 2024
Kedatangan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) ke Desa Jenggik Utara pada 12 Desember kemarin mendapat kritikan pedas dari Roma Hidayat ADBMI Foundation dan Usman SBMI.
Kedatangan Menteri Abdul Kadir Karding yang akrabnya di sapa Karding ke desa Jenggik Utara di rasa salah dan juah dari program pelindungan PMI. Pasalnya, di desa Jenggik Utara Menteri Karding melakukan uji coba program makan siang bergizi yang di rasa jauh dari esensi pelindungan PMI.
Di samping itu juga, Roma menyayangkan tidak ada keterlibatan NGo saat kunjungan Manteri Karding. Bukan tanpa alasan, Desa Jenggik Utara merupakan dampingan program ADBMI Foundation selama 5 tahun.

Adbmi.org - Roma Hidayat selaku ketua Advokasi Buruh Migran Indonesia atau ADBMI Foundation memberikan kritikan keras atas kedatangan Menteri Abdul Kadir Karding. Ia menilai kedatangan menteri pelindungan pekerja migran Indonesia tersebut tidak merubah keadaan.
Diketahui bahwa menteri PPMI tersebut berkunjung ke desa Jenggik Utara yang merupakan desa dampingan ADBMI Foundation beberapa waktu yang lalu.
"Kami lama di sana, 5 tahun program ADBMI Foundation di desa Jenggik Utara," terang Roma Hidayat, 13/12/2024.
Roma Hidayat selaku ketua ADBMI Foundation juga menyebutkan bahwa peraturan desa (perdes) mengenai PMI sudah ada sebelumnya.
"Jangankan di Jenggik Utara, jauh sebelumnya sudah ada perdes yang kita dorong yang berpihak pada PMI dan keluarganya di level desa di Lombok Timur," cetus Roma Hidayat.
Roma Hidayat juga menyayangkan, kedatangan Menteri Karding ke Lotim tidak mengundang para NGo dan pemerhati pekerja migran.
"Menteri ini berkunjung ke Jenggik Utara Lombok Timur. Desa yang sukses dibina ADBMI bersama TIFA. Anehnya, waktu berkunjung kemarin, tidak satupun LSM di ajak serta untuk diskusi."
Roma bahkan meminta kepada menteri Karding untuk belajar kembali ke Lombok Timur prihal kebijakan untuk PMI. Terlebih saat ini, Pemda Lombok Timur akan mengeluarkan peraturan Bupati tentang Pelindungan Sosial Ekonomi PMI dan keluarganya.
"Menteri ini harus belajar banyak di lombok timur ya. Dia baru mulai berbicara tentang pemberdayaan PMI purna, kita sudah duluan lakukan. Bahkan kita tengah persiapkan peraturan Bupatinya yang akan jadi pertama kali di Indonesia," tandas Roma Hidayat selaku pemerhati pekerja migran Indonesia.
Hal yang sama juga di sampaikan ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Nusa Tenggara Barat, Usman. Ia menilai kedatangan Menteri Karding tidak sejalan dengan tugas dan tanggung jawab menteri PPMI sebagai pelindung PMI.
"Kedatangan menteri kemarin gak nyambung, masa liat anak makan," terang Usman ketua SBMI NTB tersebut.
Seharusnya kedatangan menteri PPMI kemarin, terang Usman, harus bertemu juga dengan ormas PMI dan juga pemerhati Pekerja Migran. "Jangan hanya datang bertemu dengan para pejabat saja."
Usman juga menyinggung terkait dengan regulasi pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat yang belum melakukan revisi Perda pelindungan PMI. Justru kabupaten Lombok Timur dan juga Lombok Barat lebih dahulu melakukan revisi mengenai Perda pelindungan PMI.
Usman berharap pemerintahan mendatang lebih memberikan perhatian terhadap para pekerja migran Indonesia dan keluarganya.
"Nah mudahan gubernur mendatang akan berubah dan semakin lebih giat lagi," tutupnya.
Diketahui bahwa kabupaten Lombok Timur merupakan pengirim pekerja migran Indonesia terbesar ketiga di Indonesia. Di samping itu juga, pekerja migran menjadi salah satu sumber mata pencaharian bagi warga Lombok Timur.
Namun kedatangan menteri pelindungan PMI ke kabupaten Lombok Timur dirasa jauh dari esensi pelindungan PMI mengingat program yang di bawa adalah makan siang bergizi.
Kasian pak Karding, stafsusnya maen kurang jauh, jd gatau apa2 tentang Lotim..Kasiaan, oooo kasian..