Berdasarkan aplikasi SIMKESWA, sekitar 2836 remaja di provinsi Nusa Tenggara Barat mengalami gangguan mental. Gangguan mental ini diakibatkan dari berbagai faktor salah satunya faktor ekonomi keluarga.
Aplikasi SIMKESWA ini merupakan aplikasi yang berskala nasional yang diterapkan di setiap Puskesmas se-indonesia, termasuk di NTB. Aplikasi ini digunakan untuk mencatat setiap kegiatan Puskesmas terutama dalam pelayanan dan penanganan kesehatan mental masyarakat.
adbmi.org - Dilansir dari Radarlombok.co.id, Dinas kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebut sekitar 2.836 remaja di NTB mengalami gangguan mental. Data itu dihimpun dari aplikasi SIMKESWA.
Menanggapi hal itu, ketua lembaga sosial desa atau LSD Kalijaga Timur menyebut bahwa anak pekerja migran memiliki kerentanan yang tinggi terkena gangguan mental.
Bastiarman ketua LSD Kalijaga Timur menyebut hal demikian karena anak PMI memiliki tekanan yang jauh lebih tinggi yang menyebabkan kerentanan yang tinggi pula.
"Saya melihat anak pekerja migran memiliki kerentanan yang tinggi terkena gangguan mental," terang Bastiarman ketua LSD Kalijaga Timur, 23 Oktober 2024.
Dari hasil pendataan dan pengawasan LSD, tak jarang ditemukan anak-anak dari pekerja migran yang memiliki gangguan mental di usia remaja.
Bastiarman juga menyebut, kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak. "Karena salah satu ataupun kedua orang tuanya merantau ke luar negeri menjadi PMI."
"Di samping itu juga faktor lingkungan, kadang keluarga yang tidak harmonis bisa menjadi tekanan bagi anak dalam tumbuh kembangnya di usia remaja."
Irma Santika Putri selaku pakar psikolog menyebut bahwa lingkungan masyarakat, keluarga dan orang terdekat memiliki pengaruh yang luar biasa dalam tumbuh kembang anak.
Pakar psikolog dari himpunan psikolog Indonesia (Himpsi) NTB tersebut menilai usia remaja harus terus diawasi oleh orang tua dan keluarga. Sebab rasa ingin tahu yang tinggi tak jarang menjerumuskan anak di usia remaja.
"Perlu ada bimbingan dan pengawasan dari orang tua. Apalagi masifnya perkembangan teknologi yang ternyata mempengaruhi remaja itu sendiri."
Perlu adanya kerjasama para pihak yang ada di lingkungan remaja untuk membersamai tumbuh kembangnya.
"Mendengarkan keluh kesah tanpa menghakimi mereka, menjadi sahabat bagi mereka dan juga memberi contoh yang tepat."
Comments